Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Negara BUMN, diwakili Pjs Deputi bidang Perbankan dan Lembaga Keuangan, Parikesit Suprapto, melantik enam direksi baru Bank Tabungan Negara (BTN) sekaligus memberhentikan dengan hormat direksi lama. "Pemberhentian dan pengangkatan direksi BTN ditetapkan melalui Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor 291 tahun 2007 tanggal 19 Desember 2007," kata Parikesit di hadapan direksi baru dan lama BTN di Jakarta, Jumat. Jajaran direksi baru BTN mencakup Iqbal Latanro sebagai Direktur Utama, diikuti Evi Firmansyah (sebelumnya Direksi PT Bank Ekspor Indonesia), Sunarwa, Saut Pardede, Irman Alfian Zahiruddin, dan Purwadi sebagai direktur. Jajaran direksi baru ini menggantikan direksi lama yang sebelumnya dijabat Kodradi sebagai Direktur Utama diikuti Siswanto, Fatchudin, Suryanto, M. Badruzaman, serta Iqbal Latanro sebagai direktur. Iqbal saat ditemui sebelum pelantikan mengatakan, sebagai tahap awal tim direksi yang baru akan berupaya memasukkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2008. Menurutnya di dalam RKAP tersebut turut juga dimasukkan rencana BTN untuk melaksanakan IPO serta menerbitkan obligasi. Mengenai tim baru tersebut, Iqbal berkeyakinan mayoritas merupakan orang-orang dari dalam sehingga tidak akan menyulitkan dalam melaksanakan koordinasi. Sehingga dalam waktu dekat program sudah dapat dilaksanakan. Ke depan BTN tetap akan dipertahankan sebagai bank yang fokus dalam pembiayaan perumahan. Perkembangan saat ini terdapat kecenderungan peningkatan daya beli masyarakat sehingga cenderung tidak terlalu banyak membeli Rumah Sederhana Sehat (RSh). Sekalipun demikian BTN tahun 2008 tetap akan mempertahankan pembiayaan bagi Rumah Sederhana Sehat maupun Rumah Susun Sederhana Milik. Hanya saja, ujarnya, akan dipertimbangkan juga mengenai pasokan serta permintaan di pasar. "Kondisi demikian kemungkinan karena turunnya suku bunga perbankan sekitar 9,75 persen sehingga daya beli masyarakat juga ikut terangkat," kata Iqbal. Sampai dengan 26 Desember 2007, kata Iqbal, BTN sudah menyalurkan kredit pemilikan rumah sederhana sehat sebanyak 97.400 unit, serta diperkirakan akhir tahun bisa tercapai 100.000 unit masih di bawah target 110.000 unit. Akan tetapi dari sisi nilai sudah terlampaui Rp3,63 triliun.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007