"Dan sejalan dengan revolusi industri 4.0, maka memang memaksa semua khususnya pengusaha untuk benar-benar mengedepankan semangat kolaborasi di atas kompetisi," ujar Ketua Japgas Sumut, Syahrul Akbar di Medan, Rabu.
Syahrul menilai, kolaborasi semakin penting karena kompetitor sudah berada di depan mata.
Menurut dia, korporasi asing yang masuk ke Indonesia maupun investasi asing yang menjelma melalui perusahaan startup anak negeri menjadi ancaman bagi keberlangsungan pelaku bisnis dan investor lokal.
Saat berbuka puasa bersama pengusaha dengan tema Relaksasi PascaPemilu dalam Menciptakan Iklim Usaha yang Kondusif,
Syahrul mengakui di Japnas sebagai "action group" memang berfokus pada terjalinnya sinergi bisnis antaranggota.
Saat ini di Japnas Sumut misalnya telah terjalin berbagai sinergi antarusaha dan telah tercipta sejumlah startup bisnis dari anggota.
"Sinergi harus terus ditingkatkan di antara pengusaha," katanya.
Ketua Harian Pengurus Pusat Japnas, Widiyanto Saputro mengungkapkan, para pengusaha diminta menjaga iklim investasi.
Indikator ekonomi, katanya, memang sedang menurun , tetapi itu merupakan momentum bagi pelaku usaha untuk bersiap-siap mendapatkan "gain" ketika perekonomian "rebound".
Pengusaha, ujarnya juga diharapkan untuk tidak terkotak-kotak lagi sembari menghormati proses hukum yang sedang ditempuh oleh para peserta Pemilu.
Wakil Ketua Umum Kadin Sumut, Oki Irawan menyebutkan, saat Pemilu, organisasi pengusaha tidak ada mendukung siapapun.
"Dukungan bukan dari organisasi, tetapi secara pribadi," katanya.
Sebagai pengusaha, katanya, politik merupakan sebuah pilihan untuk kemajuan bangsa sendiri.
"Oleh karena itu, perlu adanya menjaga solidaritas antarpengusaha," katanya.
Pengusaha berharap, presiden yang sudah terpilih nantinya dapat meningkatkan perekonomian Indonesia dengan peran serta yang besar dari pengusaha.
Baca juga: Jokowi yakinkan investor Indonesia aman pasca-pemilu
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019