Jakarta (ANTARA News) - Banjir dan longsor di Jawa Tengah dan Jawa Timur beberapa hari terakhir terjadi diantaranya karena pengaruh pertumbuhan siklon (badai tropis) di Barat laut Australia (selatan Bali-Nusa Tenggara).
"Hari ini, tekanan di titik itu sangat rendah yakni 990 milibar dari normalnya 1.004-1.005 milibar, selisih 15 milibar itu besar sekali, ini akan segera menjadi bibit badai tropis," kata pakar meteorologi dari BPPT Dr Edvin Aldrian di Jakarta, Jumat.
Karena tekanan di barat laut Australia sangat rendah sejak beberapa hari terakhir, maka massa udara dari berbagai tempat mengalir ke arah tersebut dan membuat Jawa menjadi tempat berkumpulnya awan
(intertropical convergence zone).
"Di atas Jakarta, Banten dan Jawa Barat kita bisa melihat awan tebal berlari kencang ke arah Barat laut Australia, dan sayangnya jatuh di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sehingga di kawasan ini terjadi banjir dan longsor," katanya.
Sumatera yang pada November sudah mengalami banjir dan longsor, kini diuntungkan dengan udara yang lebih kering, karena semua awan lari ke Jawa, katanya.
"Mulai tumbuhnya siklon ini membuat kejadian banjir dan longsor di Jawa menjadi lebih lama lagi. Ini bahaya bagi daerah pegunungan tinggi dan terjal di selatan Jawa karena risiko hujan akan semakin tinggi, termasuk Jawa Barat," katanya.
Edvin mengatakan, sebelum Kabupaten Karanganyar mengalami longsor, curah hujan di waduk Gajah Mungkur (Wonogiri, dekat Karanganyar) terdeteksi sangat tinggi mencapai 147mm.
Menurut dia, di bulan Desember ini memang dimulai masanya terjadi badai tropis di tenggara Indonesia. Sedangkan soal nama badai tropis yang bakal muncul, ia mengatakan wewenang BMG.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007