Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengimbau Warga Negara Indonesia (WNI) di Pakistan untuk waspada dan berhati-hati sehubungan memanasnya situasi keamanan di negara itu pasca-terbunuhnya mantan Perdana Menteri (PM) Pakistan yang juga pemimpin oposisi Pakistan, Benazir Bhutto, di Rawalpindi, Kamis (27/12). "Perwakilan kami di sana senantiasa mengingatkan kepada warga Indonesia untuk selalu berhati-hati," kata Menteri Luar Negeri (Menlu), Hassan Wirajuda, di Istana Negara, Jakarta, Jumat. Usai pelantikan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) dan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Hassan mengatakan, jumlah warga negara di Pakistan tidak terlalu banyak dan didominasi pelajar, mahasiswa, serta staf kedutaan beserta keluarganya. "Para pelajar dan mahasiswa tersebut tersebar di beberapa sekolah dan universitas yang ada di Pakistan, karena itu kami melalui perwakilan RI di sana selalu mengingatkan, agar mereka dan warga negara Indonesia lainnya untuk waspada dan pandai-pandai menjaga diri mengingat berbagai aksi kekerasan yang marak di negara itu," katanya. Menlu mengatakan, hingga Jumat (28/12) siang belum ada laporan mengenai WNI yang turut menjadi korban penyerangan dan bom bunuh diri yang menewaskan Benazir Bhutto. Kantor Berita AFP melaporkan, sedikit-dikitnya 10 orang tewas dalam kerusuhan yang meletus di beberapa kota besar Pakistan sebagai reaksi atas pembunuhan itu dan pemerintah di seluruh dunia mendesak Islamabad agar menjamin kestabilan sebelum pemilihan anggota parlemen. Benazir, yang dua kali menjadi PM Pakistan dan pemimpin partai politik paling tangguh di Pakistan, ditembak di bagian tengkuk dan dada oleh seorang penyerang sebelum pelaku meledakkan dirinya pada pertemuan terbuka politik di Rawalpindi, sehingga menewaskan tidak kurang dari 20 orang. Hal itu adalah serangan bunuh diri kedua yang ditujukan kepada Benazir (54). Serangan pertama terjadi pada Oktober 2007, saat ia kembali dari delapan tahun hidup di pengasingan yang diputuskannya sendiri. Serangan pertama menewaskan 139 orang, tapi Benazir selamat. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007