Kudus (ANTARA News) - Ribuan rumah penduduk, bangunan kantor, dan sekolah di Kecamatan Undaan, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (28/12), diterjang banjir yang berasal dari aliran Sungai Wulan dan Juwana. Air sungai meluap sejak Kamis (27/12) sekitar pukul 15.30 WIB, kemudian menggenangi sejumlah rumah warga di Desa Kalirejo, Medini, Undaan Tengah, dan Undaan Kidul. Seluruh persawahan diperkirakan terendam air bah. Jumat sekitar pukul 04.00 WIB, air sungai sudah memasuki Desa Undaan Lor. Selang dua jam atau sekitar pukul 06.00 WIB, air bergerak cepat mencapai Desa Wates. Tiga jam kemudian atau sekitar pukul 09.00 WIB, di Desa Undaan Lor ketinggian air mencapai satu meter hingga dua meter. Padahal jarak antara Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL) di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, dengan Desa Wates berkisar tujuh kilometer. Diperkirakan hampir 80 persen Kecamatan Undaan terendam banjir. Akibatnya, sejumlah rumah di posisi yang agak rendah terendam hingga mencapai atap rumah. Sebelum ketinggian air bertambah, sejumlah warga dibantu petugas kepolisian, Kodim, dan Tim SAR tampak sibuk mengevakuasi warga yang sudah berusia lanjut, sedangkan warga lainnya bergotong royong menyelamatkan barang berharga, seperti sepeda motor dan televisi. Sebagian warga ada yang memilih tetap bertahan di gedung sekolah bertingkat dan rumah tingkat karena diperkirakan ketinggian air tidak akan melebihi ketinggian rumah. Herman (32), warga Undaan Lor, memilih mengungsikan keluarganya ke GOR. "Di sana mereka lebih aman. Biarlah saya yang berjaga-jaga di rumah karena pengalaman tahun 2003 lalu banyak pencuri berkeliaran," katanya. Sejumlah warga yang memiliki ternak ataupun sepeda motor yang belum sempat dievakuasi, terpaksa bertahan di dekat rumah mereka. Sepanjang tanggul Sungai Wulan yang berfungsi untuk menahan limpasan air dari Sungai Wulan tersebut, tampa berjajar sepeda motor dan ratusan ternak hewan. Terjangan banjir tersebut juga mengakibatkan Jalan Kudus-Purwodadi lumpuh total. Meski jalan di tutup sejak kilometer satu, puluhan kendaraan roda dua dan empat tetap nekat memasukinya. Akibatnya, kendaaraan logistik dan pengangkut perahu karet sempat terhambat. Beruntung, petugas gabungan dari Dishub dan kepolisian setempat dibantu warga memasang pagar di depan Pasar Ngemplak untuk mencegah bertambahnya kendaraan yang masuk. Sementara itu, Koordinator Pengendali Banjir dan Kekeringan Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) wilayah Serang, Lusi, Juwana (Seluna), Hadi Paryanto, mengungkapkan, meluasnya banjir tersebut akibat tiga tanggul Sungai Wulan dan Juwana jebol. "Tanggul Sungai Wulan yang jebol berada di Desa Medini dan Sambung, sedangkan tanggul Sungai Juwana di Desa Glagah," katanya. Ditamabahkannya, debit air Sungai Serang saat ini mencapai 950 meter kubik per detik, Sungai Wulan 650 meter kubik per detik, dan Sungai Juwana sekitar 300 meter kubik per detik. "Padahal kapasitas sungai Juwana hanya 120 meter kubik per detik,". Pada hari Kamis (27/12) sore, debit aliran dari Sungai Serang ke arah Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL) yang menuju Sungai Juwana serta Sungai Wulan mencapai 1.100 meter kubik per detik. Padahal, kapasitas Sungai Wulan hanya 720 meter kubik per detik, sementara Sungai Juwana 120 meter kubik per detik.(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007