New York (ANTARA News) - Indikator saham-saham AS mencatat penurunan tiga digit (triple-digit), Kamis, setelah pembunuhan pimpinan oposisi Pakistan Benazir Bhutto meningkatkan kekhawatiran keamanan geopolitik dan data manufaktur menunjukkan penurunan pertumbuhan ekonomi.
Pembunuhan terhadap mantan perdana menteri dalam serangan bom bunuh diri dan serangan tembakan di Pakistan, yang merupakan sekutu utama AS dalam "perang terhadap teroris", mengkhawatirkan para investor.
Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 192,08 poin atau 1,42 persen menjadi 13.359,61, menurut data akhir. Indeks komposit Nasdaq turun 47,62 poin atau 1,75 persen menjadi 2.676,79 dan indeks Standard & Poor`s 500 turun 21,39 poin atau 1,43 persen menjadi 1.476,27.
Berita pembunuhan Bhutto mendorong harga minyak, emas dan obligasi naik, karena para investor mencari tempat berlindung yang aman sebagai respon atas ketidakpastian politik.
Data ekonomi yang sedikit turun dari ekspektasi juga menekan sentimen di pasar.
Departemen perdagangan melaporkan pesanan barang-barang tahan lama (durable goods) mengalami kenaikan, namun lebih rendah dari perkiraan 0,1 persen pada November.
"Data tidak menunjukkan pelemahan siginifikan hanya akan memperkirakan sebuah resesi, namun investasi secara keseluruhan (termasuk pembangunan pemukiman dan inventaris) akan menjadi sebuah penahan pertumbuhan PDB kuartal keempat," kata Dick Green dari Briefing.com.
"Sejumlah kondisi ini tidak terlalu mengkhawatirkan, namun itu semua bukan berita bagus," katanya, seperti dilaporkan AFP. (*)
Copyright © ANTARA 2007