Jakarta (ANTARA News) - Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri mengaku sangat terkejut dan terpukul atas kematian tokoh oposisi Pakistan, Benazir Bhutto, akibat serangan senjata dan bom bunuh diri saat berkampanye di Rawalpindi, Pakistan, Kamis. "Saya merasa kehilangan dengan gugurnya Benazir karena kami sama-sama memperjuangkan emansipasi dan harkat wanita untuk membawa negeri kami ke arah perbaikan," ujar Megawati, sebagaimana dikatakan Staf Khusus Megawati, Ari Junaedi, melalui layanan pesan singkat (SMS), Jumat dini hari. "Janganlah benih-benih demokrasi ditumpas dengan aksi kekerasan. Selamanya jalan kekerasan tidak akan membawa penyelesaian," kata Megawati. Ari Junaedi mengatakan, Megawati memiliki ikatan sejarah dengan Benazir. Hal itu mengingat adanya hubungan kesejarahan antara ayah keduanya, Bung Karno dan Zulfikar Ali Butho. Keduanya juga sama-sama pernah memimpin negara dengan penduduk Muslim mayoritas. Ari mengatakan, karena Megawati masih berada di Pulau Bali pada Jumat (28/12), maka pada pukul 10.30 WIB Megawati mewakilkan Ketua Fraksi PDIP DPR, Tjahyo Kumolo dan Sutradara Ginting untuk menyampaikan belasungkawa ke Kedubes Pakistan. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007