“Makanan dan minuman masih optimis pasti tetap tumbuh untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Namun kalau ekonomi terganggu, pertumbuhan kurang optimal,” kata Adhi lewat pesan singkat di Jakarta, Rabu.
Menanggapi situasi politik saat ini, Adhi menyarankan agar semua pihak mengggunakan jalur konstitusi untuk menyelesaikan persoalan.
“Kami apresiasi Presiden Joko Widodo yang mengajak semua bersatu demi Indonesia. Lebih baik memikirkan ke depan agar ekonomi tidak terganggu,” ungkap Adhi.
Adhi berharap, suasana dapat semakin kondusif agar pelaku usaha dan konsumen percaya terhadap situasi politik dan ekonomi nasional.
Diketahui, Kemenperin memproyeksikan industri makanan dan minuman dapat tumbuh di atas 9 persen pada 2019 karena mendapatkan tambahan investasi.
“Pemerintah akan terus menggenjot kinerja dan menarik investasi sektor industri berorientasi ekspor dan substistusi impor,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Tahun ini, industri makanan dan minuman, tekstil dan produk tekstil (TPT), serta alas kaki siap untuk menanamkan modalnya total sebesar Rp79 triliun. Industri makanan dan minuman akan menggelontorkan investasi Rp63 triliun, naik 11 persen dari 2018.
Kemudian industri alas kaki dan TPT menyiapkan investasi masing-masing Rp2,8 triliun dan Rp14 triliun, melonjak hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Pemerintah menjadikan subsektor industri padat karya tersebut sebagai motor pertumbuhan menufaktur serta penyumbang ekspor pengolahan nonmigas yang signifikan.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019