Manado (ANTARA) - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono mengatakan, gempa tektonik yang mengguncang Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo dibangkitkan deformasi batuan dengan mekanisme naik.
"Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas subduksi," kata Triyono melalui pesan yang dibagikan dalam grup percakapan BMKG, PVMBG dan Stakeholder di Manado, Sulut, Rabu.
Guncangan gempa tektonik ini dilaporkan di daerah Kota Gorontalo dan Gorontalo Utara III-IV MMI.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan dan melalui hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami.
Menurut data BMKG, hingga pukul 02.00 WIB belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, ujarnya.
"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," katanya.
Rabu (22/5), pukul 01.42.48 WIB, wilayah Kabupaten Boalemo diguncang gempa bumi tektonik magnitudo 5,2 (dimutakhirkan menjadi M=5,0).
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,98 LU dan 122,17 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 53 kilometer arah utara Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo pada kedalaman 64 kilometer.*
Baca juga: Gempa bermagnitudo 4,9 guncang Sumba Barat
Baca juga: Indonesia aman dari dampak badai geomagnetik
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019