Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi dari International Center for Applied Finance and Economics (InterCAFE), Iman Sugema, mengatakan bahwa ekonomi Indonesia pada 2008 sangat rentan oleh volatilitas dari luar, meskipun faktor domestik diperkirakan akan cukup kondusif. "Pada 2008 dan 2009 akan terjadi krisis finansial di Eropa Timur yang disebabkan pecahnya `bubble` pertumbuhan ekonomi di sana," kata Iman pada saat penyampaian "Catatan Ekonomi Akhir Tahun 2007" oleh Tim Indonesia Bangkit (TIB), di Jakarta, Rabu. Selain itu, ujarnya, krisis perbankan juga bakal terjadi di Amerika Latin karena ketidak hati-hatian dalam penyaluran kredit perbankan. "Kalau ini sampai menular ke Indonesia, maka tekanannya sangat berat," jelasnya. Menurut dia, kedua kawasan itu sebenarnya pernah mengalami krisis ekonomi, namun saat itu lebih disebabkan pengaruh pergolakan politik di sana. "Kalau di negara-negara kecil terkena krisis ekonomi, maka lembaga-lembaga internasional akan cenderung lepas tangan. Kalaupun mereka campur tangan, maka akan ada persyaratan untuk campur tangan mereka. Coba lihat kalau AS, Jepang atau Uni Eropa bermasalah, pasti lembaga-lembaga internasional akan berlomba-lomba untuk membantu," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007