Karanganyar (ANTARA News) - Sebanyak 71 orang meninggal dunia akibat bencana alam tanah longsor dan banjir yang melanda di daerah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (26/12). Korban tewas itu tersebar di sembilan lokasi, antara lain di Jatiyoso 10 orang, Tawangmangu 37 orang, Ngargoyoso dua orang, Kerjo lima orang, Jenawi tiga orang, Jumapolo delapan orang Jaten seorang dan Karanganyar Kota dua orang, demikian data yang dihimpun dari Kantor Kesbangliman Kabupaten Karanganyar. Dalam evakuasi korban di Dukuh Ledoksari, Tawangmangu, dari 37 orang yang dinyatakan meninggal sampai pukul 17.00 WIB baru ditemukan lima orang, yaitu Jami (30), Azka (1), Sumardi (25), Putri (2 ) dan Sri Lestari (25) lima jenazah tersebut sekarang sudah dimakamkan di pemakaman umum di daerah tersebut. Evakuasi para korban dari longsoran Bukit Kempong yang menimpa 17 rumah itu sampai pukul 17.00 WIB masih terus berjalan, dilakukan secara manual oleh para anggota TNI, Polri, Brimob yang dibantu masyarakat setempat. Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNi Agus Suyitno mengatakan, pihaknya siap membantu dan apabila masih kurang tenaga akan menambahnya lagi. Evakuasi korban tanah longsor di daerah tersebut tidak bisa dilakukan dengan alat berat karena medannya sangat sulit dilalui. "Medan disini sangat berat dan sampai sekarang ini masih terus dipikirkan untuk mendatangkan alat-alat berat," katanya. Atmo Suwito (70) ayah korban bencana alam yang meninggal dunia, Sri Lestari, mengatakan kejadian tanah longsor di daerahnya baru kali ini terjadi. "Saya tinggal di kampung ini sejak kecil, dan ada peristiwa tanah longsor sampai meminta korban meninggal dunia sebanyak 37 orang baru kali ini," paparnya. Ia menuturkan, Bukit Kempong di desa itu longsor setelah diguyur hujan sejak Selasa (25/12) sore sampai Rabu (26/12) pagi. Pada Selasa (25/12) tengah malam, longsor sebenarnya sudah terjadi tetapi hanya sedikit dan saat itu juga warga langsung kerjabakti untuk membersihkan reruntuhan tanah, bahkan mereka sempat istirahat sambil minum teh panas. Akan tetapi, dinihari sekitar pukul 03.30 WIB (Rabu) atau tidak lama setelah sebagian pulang, tiba-tiba listrik padam bukit itu longsor menimbun rumah-rumah penduduk, kata Atmo Suwito. "Saya waktu itu pulang duluan bersama anak saya, tetapi baru masuk rumah ada berita bukit tersebut longsor menimbun 17 rumah itu," katanya. "Anak saya yang meninggal Sri Lestari dan cucu saya Putri sudah ditemukan dan telah dikubur, tetapi Paidi (40) belum ditemukan, dan sekarang masih dicari dibantu oleh bapak-bapak TNI dan Polri itu," paparnya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007