Malang (ANTARA News) - Banjir yang melanda sebagian wilayah di kota Malang, Jawa Timur akibat hujan deras sejak Selasa malam (25/12) mengakibatkan ratusan rumah terendam banjir dan ketinggian air mencapai dua meter. Banjir di kota Malang mengakibatkan sekitar 111 rumah warga di lima kelurahan terendam air luapan Sungai Amprong. Kelurahan tersebut masing-masing Kelurahan Madyopuro, Lesanpuro, Kedung Kandang, Mergosono dan Kelurahan Kota Lama. Salah seorang warga kelurahan Madyopuro Kota Malang, Sumardi, Rabu mengatakan, air yang masuk ke rumah sejak Selasa (25/12. Namun pada Rabu dinihari pukul 04.30 WIB Sungai Amprong kembali meluap bahkan lebih besar. "Rumah saya tinggal kelihatan atapnya saja. Saat banjir datang saya langsung lari menyelamatkan anak dan istri tanpa memikirkan isi rumah. Sehingga seluruh isi rumah hanyut dibawa air," katanya sambil menangis. Menurut dia, isi rumah yang tidak terselamatkan antara lain, televisi, VCD, kasur, seluruh perabotan rumah tangga, surat berharga miliknya maupun anak-anaknya, bahkan baju yang ia miliki juga tidak terselamatkan. "Yang saya punya tinggal baju yang saya pakai ini. Ini pun juga basah" kata bapak beranak enam itu. Lebih lanjut warga RT 02/04 kelaurahan Madyopuro Kota Malang itu mengatakan, saat ini dirinya baru mendapatkan bantuan berupa nasi bungkus dari pemerintah kota Malang. Ia berharap pemerintah Kota Malang membantu semua kebutuhan yang diperlukan. Pasalnya seluruh barang yang dimiliki hanyut terbawa banjir. Senada dikatakan Sumarni, warga RT 02/04 kelaurahan Madyopuro kota Malang, banjir yang melanda rumahnya saat ini adalah yang terbesar sejak 10 tahun yang lalu. Untuk itu dirinya meminta pada pemerintah untuk memperhatikan nasib warganya. "Sebetulnya banjir selalu terjadi di setiap tahunnya. Namun banjir kali ini lebih besar, mungkin akan lebih besar lagi. Pasalnya hujan juga terus turun dengan lebat," katanya sambil membersihkan rumahnya dari sampah. Sementara itu, Ketua Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satlak PB) kota Malang, Bambang Priyo Utomo, mengatakan saat ini seluruh proses penanganan banjir telah dilakukan termasuk pendirian dapur umum. "Dapur umum didirikan pada semua titik lokasi banjir di Kota Malang. Anggaran yang digunakan untuk banjir kali ini diambilkan dari pos dana tak terduga APBD kota Malang tahun 2007. Namun besarnya belum bisa ditentukan, tergantung dengan kebutuhan dlapangan," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007