Eva yang merupakan mahasiswa yang sedang studi banding di Kota Medan, saat ditemui di Deliserdang, Selasa, mengatakan, dirinya tertarik belajar dan melihat langsung kegiatan belajar di pesantren.
"Saya tertarik dengan Islam karena ingin tahu tentang banyak agama budaya, dan Indonesia terkenal dengan Islam tersebut," katanya.
Eva yang merupakan mahasiswa yang sedang studi banding di Indonesia mengenai penelitian harimau dan gajah Sumatera di Kota Medan, datang pesantren tersebut bersama dengan temannya warga Indonesia, Zakiah Ulfa.
Setelah sampai di Medan, selain ingin melakukan penelitian kampus, Eva yang juga fasih berbahasa Inggris ini berniat untuk belajar di pesantren, karena penasaran untuk melihat bagaimana kehidupan antara Islam di Eropa dengan Indonesia.
Sementara teman Eva, Zakiah Ulfa, mengatakan ia hanya membantu Eva untuk berkunjung ke Pesantren Naqsabandiyah karena mengaku penasaran apa yang dimaksud dengan pesantren dan bagaimana kehidupan Islam di dalamnya.
"Dia ingin tahu tentang Islam, dan dia tahu Indonesia negara Muslim terbesar di dunia jadi dia pilih Indonesia. Setelah saya tanya tanya dan saya jelaskan tentang Islam dia masih banyak bertanya, maka saya bilang kalau masih pingin tahu lagi tentang islam, saya ajak kamu ke pesantren yang biasa saya kunjungi," katanya.
Mursyid Tarekat Naqsabandiyah Al Kholidiyah Jalaliyah, Syeikh Nur Ali menjelaskan jika pihaknya dengan tangan terbuka menyambut siapa saja yang datang ke pesantren ini untuk belajar, karena sejatinya Islam hadir untuk memberikan pembelajaran hidup bagi siapapun di dunia ini.
"Kedatangan tamu kita ini, dia ingin tahu, curious to know, masih ingin tahu tentang masalah Islam lebih dalam lagi, dan bagaimana thariqoh yang sebenarnya," katanya.
Baca juga: Belajar toleransi di Jerman
Baca juga: 11 mahasiswa Filipina belajar Islam di Unusa
Pewarta: Juraidi dan Donny
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019