Banda Aceh (ANTARA News) - Ribuan warga dari berbagai pelosok desa terus berdatangan ke lokasi puncak acara peringatan tiga tahun tsunami yang digelar di Kampung (Desa) Keutapang, Kecamatan Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Heri, salah seorang warga Aceh Jaya kepada ANTARA News di Banda Aceh, Rabu, menjelaskan, warga berbondong-bondong memadati lokasi peringatan tiga tahun pasca bencana alam tsunami, 26 Desember 2004, di desa tersebut. Acara puncak peringatan tiga tahun tsunami itu turut dihadiri Mensos Bachtiar Chamsyah, Gubernur Provinsi NAD Irwandi Yusuf, Kepala Badan Rahabilitasi dan Rekontruksi (BRR) Aceh-Nias Kuntoro Mangkusubroto dan Ketua DPR Aceh Sayed Fuda Zakaria. Dijelaskan, salawat badar menandai dimulainya puncak acara peringatan tiga tahun pasca tsunami yang telah merenggut korban meninggal dunia dan hilang sekitar 250 ribu jiwa penduduk di provinsi ujung paling barat Indonesia itu. Heri menambahkan, masyarakat dari berbagai desa datang dengan menggunakan mobil angkutan umum dan pribadi, becak mesin dan sepeda motor menuju lokasi puncak acara peringatan tiga tahun pasca bencana alam itu. Sementara dari Banda Aceh, dilaporkan, masyarakat desa-desa yang diterpa tsunami juga menggelar doa bersama di masjid dan meunasah (mushalla) di desanya masing-masing, seperti di Lampoh Daya, Lamjamee, Bitai dan Ulee Lhue. Para keluarga korban tsunami juga membaca Yasinan (Al-Quran) untuk menyampaikan pahala kepada orangtua, anak dan sanak saudaranya yang telah meninggal dunia dalam bencana akhir 2004 tersebut. Selain berdoa, para kelurga dari korban tsunami juga menggelar kenduri bersama di desa mereka masing-masing, dengan menyembelih sapi dan kambing. Sementara Pemerintah Provinsi NAD telah menginstruksikan agar masyarakat mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang, berturut-turut selama tiga hari terhitung 26 Desember 2007 sebagai tanda berkabung dan mengenang peristiwa alam yang merenggut ratusan ribu penduduk.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007