Singapura (ANTARA News) - Perhimpunan Palang Merah Singapura, Rabu, mengatakan pihaknya akan menghentikan pengeluaran dana bantuan amal ke luar negeri setelah tiga tahun tsunami yang merenggut banyak korban jiwa pada akhir 2004. Dari sebanyak 88 juta dolar Singapura (61 juta dolar AS) yang dikumpulkan, 83 juta dolar Singapura (57 juta dolar AS) digunakan untuk membangun rumah para korban, sekolah, dan rumah sakit di Indonesia, Sri Lanka, dan Maladewa. Adapun lima juta dolar Singapura (3,2 juta dolar AS) yang tersisa, kata ketua perhimpunan itu, Winston Choo, telah disisihkan untuk menutupi biaya tak terduga. "Kami telah mendapati bahwa inflasi telah menaikkan dana itu," kata Choo, yang mengharuskan penyisihan sebagian uang itu. Sedikitnya 250.000 telah tewas dalam tsunami yang menghantam kawasan pesisir Samudera Hindia itu. Indonesia, Maladewa dan Sri Lanka merupakan kawasan yang menderita kerusakan terparah. "Apa yang telah kami lakukan adalah memberikan mereka tempat tinggal," kata Choo, seperti dikutip DPA. "Pada akhirnya, sangat penting bagi pemerintah lokal untuk memenuhi kebutuhan para korban." Dana itu dari Perhimpunan Dana Gelombang Pasang Asia telah digunakan untuk instalasi desalinasi (penjernihan air laut) di Maladewa, sekolah-sekolah, yatim piatu dan sebuah dermaga di Indonesia, rumah-rumah di Sri Lanka. Hampir separuh proyek itu telah rampung, kata Choo. Perhimpunan Palang Merah Singapura memastikan sebagian besar proyek itu akan rampung pada Desember tahun depan. (*)
Copyright © ANTARA 2007