Banten (ANTARA News) - Indonesia akan kembali meluncurkan 10 unit pelampung (buoy) Tsunami Early Warning System (TEWS) buatan dalam negeri mulai Januari 2008. "Tahun depan akan menjadi tahun yang sibuk bagi kami, karena mulai Januari 2008 akan ada 20 buoy lagi diluncurkan, 10 unit di antaranya buatan Indonesia sendiri," kata Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT, Dr Ridwan Djamaluddin, di sela "tsunami drill" untuk memperingati tiga tahun tsunami Aceh, di Pantai Selagu, Banten, Rabu. Jerman menyumbangkan 10 unit buoy dan Amerika Serikat satu unit. Kemudian hasil kerjasama Indonesia-AS satu unit dan satu unit lagi milik Norwegia yang dipasang oleh Malaysia. Total yang akan diluncurkan sampai akhir 2008 ada 23 unit, ujarnya. Ridwan mengakui 23 unit belum ideal untuk menjaga seluruh pesisir rawan tsunami Indonesia, namun sudah cukup optimal. Buoy tsunami, ujarnya, terdiri atas dua bagian utama, yaitu pelampung (buoy) yang ditempatkan di permukaan laut dan Ocean Bottom Unit (OBU) yang diletakkan di dasar laut. Sensor paling penting adalah Bottom Pressure Recorder (BPR), suatu pengukur tekanan dasar laut di OBU yang sensitif terhadap kolom air laut. Buoy tsunami dijangkar ke dasar laut dengan menggunakan pemberat yang diikat dengan rantai baja dan nilon agar tak terlalu jauh dari OBU. Cara kerjanya, OBU merekam kenaikan air laut akibat tsunami, data dari OBU dikirim ke buoy menggunakan modem akustik dan buoy kemudian mengirim data ke stasiun penerima menggunakan satelit. Dalam kondisi normal buoy mengirim data tiap satu jam, namun jika terjadi tsunami buoy akan mengirim data tiap satu menit. Waktu pengiriman data dari OBU sampai ke stasiun penerima adalah 1-2 menit. Dengan karakteristik kegempaan di wilayah laut Indonesia, info dari buoy diharapkan dapat diterima dalam waktu 5-15 menit setelah gempa, namun tergantung lokasi buoy terhadap pusat gempa. Sehingga masyarakat punya cukup waktu evakuasi. Rangkaian buoy tsunami sangat penting dan berharga karena sangat bermanfaat untuk melindungi puluhan juta masyarakat Indonesia di pesisir dan ratusan masyarakat pesisir di Samudera Hindia, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007