Surabaya (ANTARA News) - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) mengingatkan agar masyarakat pelayaran tetap mewaspadai perubahan cuaca yang terjadi belakangan ini, sebab cuaca menjelang pergantian tahun ini terus memburuk. "Sebelum berlayar sebaiknya perhatikan berita cuaca dari BMG Maritim setempat. Karena cuaca menjelang pergantian tahun ini trennya memburuk," kata Ahli Meteorologi dan Geofisika BMG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Eko Prasetyo, di Surabaya, Rabu. Menurut dia, kewaspadaan tidak hanya untuk kapal nelayan dan kapal-kapal kecil, tapi juga untuk kapal besar. Para nelayan dalam dua hari kedepan hendaknya tidak melaut lebih dulu, karena kapal bisa tersapu gelombang yang cukup tinggi. Tingginya gelombang dalam pekan ini disebabkan mulai masuknya musim barat, angin bertiup dari barat yang cenderung kencang bisa mencapai 45 kilometer per jam di laut lepas. Penyebab lainnya, kecenderungan adanya pusat tekanan rendah, angin menuju selatan sehingga wilayah yang dilewati akan sangat terpengaruh. Tekanan rendah saat ini ada di sebelah barat daya Sumatera, di sebelah selatan Nusa Tenggara, dengan tekanan 104 milibar. Selain itu, kondisi yang perlu diwaspadai adalah fenomena surut minimum. Di beberapa pelabuhan, surut minimum menyebabkan banyak kapal belum bisa merapat hingga pagi ini, karena perairan di sekitar pelabuhan menjadi dangkal. Surut minimum pagi ini mencapai -170 centimeter mulai pukul 06.00 - 08.00 WIB. Sedangkan Kamis (27/12) pukul 07.00 WIB surut minimum mencapai -160 centimeter dan dirasakan hingga pukul 09.00 WIB. "Hal ini perlu diantisipasi untuk aktivitas bongkar muat penumpang dan barang di pelabuhan," kata Eko. Lebih lanjut ia menyebutkan, tinggi gelombang di Laut Jawa berkisar 0,5-3 meter atau bahkan lima meter, sedangkan di Selat Makassar dan Laut Bali antara 0,5-3,5 meter. Di perairan sebelah barat daya dan selatan Sumatera gelombang laut lebih tinggi lagi yakni berkisar 1-4 meter. Sementara di selatan Nusa Tenggara 3,5 meter bahkan bisa empat meter dan di selatan Jatim lebih kondusif yakni antara 0,5-2,5 meter. Menyinggung terjadinya hujan yang terus mengguyur Kota Surabaya dan sekitarnya mulai Selasa (25/12) sore hingga kini, ia memperkirakan akan berhenti sejenak, namun hujan itu akan berlanjut lagi. "Hal itu dampak adanya depresi tropis antara Jatim dan Bali dan sekarang hampir hilang dan bergeser di selatan Jateng. Hari ini muncul lagi depresi tropis lainnya diantaranya utara Australia dan selatan Maluku di sebelah Timor Leste.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007