Jakarta (ANTARA News) - Tamu-tamu VIP yang mengikuti "tsunami drill" di pantai Selago, Banten, Rabu, sudah lari begitu terjadi "gempa" pukul 08.00 WIB, sementara ratusan pegawai pabrik langsung berjongkok dan melindungi kepala dengan tangan. "Tamu VIP jangan langsung lari, kembali ke tempat dan diminta melindungi diri lebih dulu. Anda diharap menunggu konfirmasi BMG apakah ada tsunami atau tidak," kata pengarah acara dari Tim Satlak Cilegon, Saiful Bahri, dalam "tsunami drill" yang diikuti ratusan pegawai pabrik kimia di kawasan Zona 1 Ciwandan, Banten. Menurut Saiful Bahri, konfirmasi BMG setidaknya memerlukan waktu 5-15 menit setelah gempa. Masyarakat diminta menunggu konfirmasi tersebut sambil menyelamatkan diri dari gempa. Warga juga diminta menghindari benda-benda berat mudah jatuh dan melindungi kepala sebelum keluar dari rumah. "Khusus untuk kawasan industri kimia seperti di Cilegon, ambil saputangan yang dibasahi, tutupkan pada hidung, dan berusaha menghadap sesuai arah angin agar terhindar dari bahan berbahaya beracun (B3) industri kimia," katanya. Tamu-tamu VIP yang terdiri dari para pejabat dari berbagai instansi yang sudah terlanjur lari ketika ada teriakan "gempa", berhenti dan menunggu konfirmasi. Sirine hasil konfirmasi BMG tentang gempa berpotensi tsunami meraung 10 menit kemudian, baru seluruh masyarakat yang mengikuti peringatan tiga tahun bencana tsunami 26 Desember 2004, berjalan cepat menuju Pancapuri, suatu kawasan yang tingginya 15 meter dari muka laut, hampir dua km dari pantai Selago. Setidaknya delapan korban gempa berjatuhan pada simulasi tsunami kali ini, mereka kebanyakan patah tulang karena tertimpa atap rumah dan lain-lain. Belum terlihat ada yang memberi bantuan. Masyarakat peserta latihan penyelamatan dari musibah tsunami tampak sibuk berjalan cepat menuju tempat-tempat evakuasi. (*)
Copyright © ANTARA 2007