Banda Aceh (ANTARA News) - Ketua DPD Partai Golkar Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), H. Sayed Fuad Zakaria, mendesak Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh dan Nias, Sumatera Utara (Sumut), untuk menuntaskan semua tugas yang diberikan kepadanya sebelum habis tahun 2008.
"Saya harapkan, sebelum tugasnya berakhir di Aceh tahun 2009, BRR harus menyelesaikan semua tugasnya agar pada saat meninggalkan daerah ini tidak ada lagi tugas BRR yang ditinggalkan menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Pemerintah Aceh," katanya di Banda Aceh, Selasa.
Pernyataan itu disampaikan seusai mengikuti doa bersama mengenang tiga tahun bencana gempa bumi dan tsunami yang digelar Partai Golkar sebagai salah salah bentuk kepedulian kader partai perlambang pohon beringin itu terhadap tragedi kemanusiaan pada 26 Desember 2004.
Doa bersama yang diikuti ratusan kader Partai Golkar (termasuk dari kaum perempuan) itu dipimpin Tengku Muhlis Bidiman dari pondok Pesantren Ruhul Atik Al-waliyah, Desa Cot Cut, Kecamatan Kutabaru, Kabupaten Aceh Besar sekaligus menyantuni 100 orang anak yatim/piatu korban tsunami di Banda Aceh dan Aceh Besar.
Tragedi tsumi yang meluluhlantakan sebagian Aceh dengan merenggut ratusan ribu orang (meninggal dunia dan hilang) disebutkan sebagai peristiwa alam terbesar abad ini setiap tahunnya diperingati, termasuk keluaga korban mangunjungi kuburan massal untuk berdoa.
Sayed Fuad yang juga Ketua DPR Aceh itu menyebutkan, Pemerintah Pusat memberikan mandat kepada lembaga BRR hanya untuk masa empat tahun untuk melakukan rehabilitasi dan rokonstruksi kembali Aceh, namun sampai saat ini masih banyak persoalan kemasyarakatan yang belum tuntas.
Dari mandat tersebut, masa tugas BRR di Aceh praktis tinggal setahun lagi, namun persoalan ke masyarakat masih banyak belum dikerjakan secara tuntas sehingga muncul kekhawatiran dari masyarakat, terutama para korban tsunami tentang kemampuan lembaga ini menyelesaikan tugasnya dengan sempurna.
"Saya minta, dalam sisa waktu setahun lagi BRR harus bekerja lebih maksimal, apa yang belum sempurna harus disempurnakan, apa yang belum selesai harus segera diselesaikan agar tidak meninggalkan beban bagi Pemerintah Aceh," katanya.
Ia menyebut contoh, pembangunan perumahan bagi para korban tsunami hingga saat ini baru mampu diselesaikan sekitar 120.000 unit, sehingga masih tersisa sekitar 30.000 unit lagi, begitu juga dengan sarana publik dan pemberdayaan ekonomi masyarakat harus lebih fokus dalam tahun 2008.
Akhir-akhir ini, kritikan terhadap lembaga BRR semakin tajam, sehingga perlu mendapat perhatian lebih serius, baik terkait penyelesaian perumahan, pemberdayaan ekonomi rakyat maupun pembangunan jalan lintas pesisir dari Banda Aceh-Calang, ibukota Kabupaten Aceh Jaya harus lebih dipacu.
"BRR harus berani menekan pihak-pihak terkait dalam pembangunan jalan Banda Aceh-Calang," demikian H. Sayed Fuad Zakaria.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007