Pasuruan (ANTARA News) - Bentrokan massal terjadi antar-napi penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kota Pasuruan, Selasa (25/12) sore, mengakibatkan lima narapidana (napi) mengalami luka-luka dan terpaksa dilarikan ke UGD RSUD Dr R Soedarsono Kota Pasuruan, Jatim. Kelima napi yang mengalami luka-luka dan dirawat di RSUD Dr Soedarsono masing-masing, Sadiman (23) asal Gejugjati Grati, Liasan (44) dari Grati, Muslik (45) asal Wonojati, Warudi (230 asal Lebakrejo Purwodadi, dan Salum (30) asal Ngemplakrejo Kota Pasuruan. Tawuran massal awalnya dipicu oleh rebutan mie jatah ransum yang dibagikan petugas. "Saya sendiri tidak mengetahui persis kejadiannya," kata seorang polisi yang tidak mau disebutkan namanya saat menjaga para korban tawur massal tersebut di rumah sakit. Untuk mengetahui persisnya kejadian tersebut ia menyarankan menemui langsung Kepala Lapas Kota Pasuruan. "Tawuran ini terjadi antara penghuni Blok 1 dengan Blok 2. Saya sendiri tidak mengetahui persis penyebabnya tiba-tiba saja kami diserang oleh penghuni blok 1 yang langsung menyerbu. Tentu saja kami berupaya melawannya," kata Sudiman salah seorang penghuni Blok 2. Para napi korban tawuran tetap dijaga ketat para sipir dan polisi saat mendapat perawatan di rumah sakit. Kepala Lapas Kota Pasuruan Dwi Ashariyanto, mengaku kewalahan saat terjadi tawuran massal. Namun ia tetap berupaya untuk melerainya.Dwi Ashhariyanto mengakui pertikaian antarnapi di Lapas Paruan bukan pertama kali terjadi. "Pertkaian sudah sering terjadi," kata Dwi. Namun kejadian ini disebutkan tergolong yang paling besar. Ia menyebutkan, kejadiannya tawur massal napi awalnya lempar-lemparan dan tiba-tiba saja kelompok yang satu menyerangnya. Kejadian itu kemudian melebar menjadi tawur massal antarnapi. Kapolresta AKBP Kebul Jatmoko yang dihubungi menjelaskan, kondisi Lapas Kota Pasuruan kini telah kondusif. Namun sejumlah anggota polisi masih tetap disiagakan untuk membantu menjaga keamanan Lapas dan para napi yang kini sedang dirawat di rumah sakit.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007