Surabaya (ANTARA News) - Kapal-kapal perang TNI AL di jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) tetap melakukan patroli, meskipun kondisi cuaca tidak bersahabat dengan ombak besar hingga mencapai lima meter seperti diramalkan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). "Kami tidak menyepelekan ramalan dari BMG, karena ramalan itu juga dijadikan pegangan dalam mengoperasikan kapal oleh para komandan kapal perang," kata Kadispen Koarmatim, Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful kepada ANTARA News di Surabaya, Selasa. BMG Tanjung Perak, Surabaya mengingatkan agar masyarakat mewaspadai potensi terjadinya gelombang laut yang mencapai antara 3-5 meter di perairan Indonesia sebagai dampak dari adanya angin muson barat. Perairan yang berpotensi terjadi gelombang tinggi diantaranya Masalembo, Laut Jawa dan Laut Cina Selatan, Selat Karimata dan Laut Sulawesi sebelah selatan. Menurut Kadispen, setiap hari Koarmatim juga mendapatkan tembusan hasil perkiraan cuaca dari BMG yang kemudian didistribusikan ke seluruh komandan kapal perang, baik yang sedang berada di pangkalan maupun yang sedang melakukan operasi pengamanan laut. "Kami tetap mewaspadai cuaca yang kurang bersahabat dan ombak besar itu, antara lain memperhatikan keselamatan personel dan material. Hanya saja, kami tidak mungkin tidak melakukan operasi karena ada kepentingan yang lebih besar, yakni mengamankan perairan Indonesia," ujarnya. Ia memberi contoh, kasus penangkapan para perompak di perairan Kalimantan beberapa waktu lalu. Saat kejadian, ombak di perairan tersebut sedang besar dan bisa membahayakan personel TNI AL, namun karena ada kepentingan yang lebih besar, tugas tersebut tetap dijalankan prajuritnya. Selain itu, kata Kadispen, para komandan kapal dan ABK sudah dibekali ilmu yang cukup menghadapi berbagai kemungkinan di tengah laut saat menjalankan kapal. "Para komandan kapal memang harus bisa membaca wilayah mana yang ombaknya besar dan wilayah mana yang aman. Komandan kapal harus pandai bermanuver agar aman. Di laut ini memang berat karena beda dengan di darat. Kalau di darat, gangguannya cuma angin, tapi di laut angin dan ombak," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007