Mataram (ANTARA News) - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Selaparang Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengimbau kepada nelayan di daerah itu untuk sementara tidak melaut karena cuaca memburuk. "Hujan lebat disertai angin atau cuaca buruk melanda Kota Mataram dan sekitarnya dalam sepekan terakhir mengakibatkan tinggi gelombang di laut sekitar pantai mencapai 3,5 meter, sehingga membahayakan bagi nelayan tradisional," kata Petugas BMG Selaparang Mataram, Desi Ardiansyah, di Mataram, Selasa. Gelombang dan hujan lebat diperkirakan berlangsung hingga tiga hari kedepan, sehingga nelayan tradisional sebaiknya tidak melaut, ujarnya. Cuaca buruk terus melanda seluruh perairan NTB baik di Pulau Lombok maupun Sumbawa, sehingga cukup membahayakan bagi nelayan yang akan melaut, kuatnya kecepatan angin juga menyebabkan gelombang laut naik, sementara kecepatan angin mencapai 10 knot atau 20 kilometer perjam. Ketinggian gelombang laut dan kecepatan tiupan angin tersebut tidak hanya membahayakan nelayan tradisional, tetapi juga bagi kapal penyeberangan atau kapal feri sehingga hal itu perlu dijadikan suatu peringatan untuk diwaspadai. Cuaca buruk yang melanda Kota Mataram dalam sepekan terakhir, mengakibatkan lebih dari 1.000 nelayan di Ampenan tidak berani melaut. Hal itu berdampak kepada penderitaan nelayan karena jika tidak melaut otomatis penghasilan mereka tidak ada. Ratusan sampan nelayan terlihat berjejer diparkir disepanjang Pantai Ampenan bersama dengan sejumlah pohon kayu yang tumbang karena angin kencang. Pantai Ampenan kini terlihat sepi padahal pada hari-hari biasa ramai dikunjungi masyarakat dan nelayan yang sedang mencari ikan. Menurut para nelayan daerah yang rawan gelombang pasang tersebut antara lain Pondok Perasi, Bintaro, Kampung Bugis, Gatep dan Karang Panas. Mereka mengaku kalau tidak melaut berarti penghasilan tidak ada, sehingga untuk memenuhi kebutuhan makan terpaksa menjual perabotan rumah seperti piring dan jembung (mangkok). Hujan lebat di Mataram yang terjadi sejak minggu lalu telah mengakibatkan meluapnya sejumlah sungai seperti Kali Jangkuk dan Kali Ancar. Sementara sejumlah pepohonan yang berada dipinggir kali mulai terkikis atau tumbang diterjang air seperti didaerah bantaran kali di Lingkungan Perigi, Dasan Agung Mataram. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007