Makkah (ANTARA News) - Mantan Menteri Negara Peranan Wanita, Hj. Tutty Alawiyah (65), dan Menteri Agama, Maftuh Basyuni (68), akhirnya menanggapi soal seragam jemaah haji Indonesia. Tutty ketika berada di Jeddah untuk berbicara dalam sebuah seminar internasional masalah haji yang diselenggarakan pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengemukakan jemaah haji Indonesia kurang dikenal. Wakil Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia itu mengusulkan, jemaah haji Indonesia mempunyai tanda-tanda khusus, berupa pakaian seragam sehingga mudah dibedakan dengan haji negara lain. Tutty, yang juga Rektor Universitas Islam As-Syafi`iyah, mengusulkan pemerintah dapat menyebarkan brosur tentang Indonesia kepada masyarakat Arab Saudi. Sedangkan, Maftuh Basyuni yang juga "amirul haj" atau pemimpin jemaah haji Indonesia punya pengalaman bahwa jemaah haji Indonesia kurang dikenal. Saat bertemu dengan Konjen RI di Jeddah akhir pekan lalu, Maftuh menceritakan tentang pertemuannya dengan Raja Arab Saudi bersama perwakilan jemaah haji dari Uzbekistan, Srilangka, Banglades, dan Kirgistan. Dalam pertemuan dengan Raja Arab Saudi itu Menag masih ditanya berasal dari daerah mana karena dari pakaiannya sulit dikenali. Ia juga menyatakan setiap jemaah haji Indonesia perlu mengenakan seragam dan jangan sampai jemaah haji asal satu daerah dengan daerah lainnyab berbeda karena bisa mempersulit identifikasi. Untuk tahun ini misalnya jemaah haji Indonesia mengenakan seragam warna biru telur bebek. "Memilih warna luar biasa susahnya. Merah katanya PDIP, kuning Golkar, hijau katanya PPP atau PKB. Akhirnya warna map (biru telur bebek) yang saya bawa diputuskan sebagai warna pakaian haji Indonesia," kata pejabat kelahiran Rembang, Jateng, 4 November 1939 itu. Jumlah jemaah haji Indonesia yang terbesar, mencapai 210 ribu orang, semestinya mudah dikenali. Namun, menurut mereka, jemaah dari Malaysia atau Turki lebih dikenal oleh masyarakat Arab Saudi. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007