Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan ini, yang hanya berlangsung tiga hari bursa, diperkirakan melanjutkan kenaikannya, didorong aksi "window dressing" (memperbaiki portofolio di bursa) pada akhir tahun. "Perdagangan yang hanya berjalan tiga hari digunakan pelaku pasar untuk program `window dressing` jelang penutupan akhir tahun," kata Analis Riset PT Bapindo Bumi Sekuritas, Harry Kurniawan, kepada ANTARA di Jakarta. Namun, kata Harry, program ini kemungkinan tidak terjadi pada semua saham, karena sudah banyak saham yang harganya sudah bagus. "Kemungkinan yang bisa naik adalah Telkom, sektor otomotif, manufaktur, perbankan yang masih bisa untuk dinaikkan," tambahnya. Harry juga menegaskan, program "window dressing" ini akan terjadi apabila pada liburan panjang ini tidak terjadi apa-apa yang bisa mempengaruhi perdagangan saham. "Jika selama liburan ini tidak ada gangguan keamanan, serta dari eksternal juga tidak perubahan yang drastis program ini berjalan, walaupun bursa AS terjadi naik turun itu sudah biasa," tambahnya. Pada pekan lalu IHSG ditutup di 2.657,977 atau mengalami penurunan sebesar 82,978 poin (2,99 persen) dibanding penutupan pada pekan sebelumnya di 2.740,061. Sedangkan indeks LQ45 kelompok 45 saham unggulan ditutup melemah 23,926 poin (3,97 persen) menjadi 579,010 dibanding pada pekan sebelumnya yang berada di posisi 602,988. Indeks BEI pada pekan lalu lebih dipengaruhi pergerakan bursa regional, terutama bursa Wall Street AS yang tertekan akan kekhawatiran terhadap resesi perekonomiannya. Kondisi diperparah laporan beberapa bank utama AS yang telah mengumumkan kerugian miliaran dolar AS dalam investasi berbasis "subprime mortgage". Sementara dari dalam negeri, minimnya sentimen dan menjelang libur panjang Idul Adha dan Natal perdagangan saham cenderung bergerak lamban. (*)
Copyright © ANTARA 2007