Kotabaru (ANTARA News) - Beberapa hari terakhir ini, ratusan nelayan asal Pulau Sembilan, Kecamatan Pulau Sembilan, Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), melakukan eksodus ke beberapa daerah di luar kecamatan, serta ke Kabupaten Tanah Bumbu. Pasalnya, sejak memasuki musim "Barat" pertengahan Desember, tinggi gelombang di perairan Jawa dan sekitar Pulau Sembilan mencapai sekitar 3 sampai 4 meter, sehingga membahayakan aktivitas nelayan setempat. "Karena perairan di sekitar Pulau Sembilan berbahaya, mereka lebih baik pindah ke tempat lain untuk menangkap ikan," kata Camat Pulau Sembilan, dr Janu Wibowo, Senin. Sekitar 80 persen dari total nelayan di Pulau Sembilan, sudah eksodus ke Kecamatan Pulau Laut Selatan, Batuliscin, dan Pagatan, Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu. Dijelaskannya, hingga saat ini Kecamatan Pulau Sembilan yang memiliki lima desa, Desa Tengah, Teluk Sungai, Labuan Barat, Maradapan, dan Desa Kerumputan berpenduduk sekitar 5.000 jiwa lebih, dan sekitar 90 persen mereka bekerja sebagai nelayan. "Dari jumlah nelayan di wilayah kami, sekitar 80 persen sudah eksodus ke kecamatan tetangga, dan Batulicin, Pagatan Kabupaten Tanah Bumbu," kata Janu, tanpa menyebutkan jumlah nelayan yang telah meninggalkan kampung halamannya. Di daerah yang baru, para nelayan yang telah meninggalkan keluarganya itu tetap beraktivitas menangkap ikan dan udang, namun bedanya di daerah yang baru tersebut gelombang sedikit lebih tenang dan tidak berbahaya. Menurut Janu, ratusan nelayan yang eksodus meninggalkan keluarganya akan kembali ke kampung halaman di Pulau Sembilan bila suasana gelombang sudah teduh, atau paling lambat pada April 2008. Sementara bagi nelayan yang tetap bertahan tidak mau meninggalkan keluarganya, mereka akan menghabiskan bekal dan tabungannya yang telah dikumpulkan dalam musim teduh lalu untuk kebutuhan sehari-hari. Sebagian mereka tidak berani meninggalkan keluarganya untuk berlayar dan menangkap ikan di daerah lain, mereka ingin tetap berkumpul di pulau yang jaraknya sekitar 10-20 milll dari Kotabaru. Kepala Administrasi Pelabuhan Kotabaru, Taufiqqurahman, hingga saat ini belum berhasil dikonfirmasi, terkait ketakutan nelayan akibat gelombang besar di perairan Pulau Sembilan. Sedangkan Badan Metrologi dan Geofisika, Kotabaru, yang berkedudukan di Stagen, Pulau laut Utara, hingga saat ini juga belum dapat dikonfirmasi, terkait gelombang besar di perairan Kotabaru dan sekitarnya. (*)
Copyright © ANTARA 2007