Kolombo (ANTARA News) - Pasukan militer Srilangka menewaskan 41 pejuang Macan Tamil dalam serentetan bentrokan akhir pekan di pulau yang dilanda perang sipil di bagian utaranya itu, sedangkan tiga tentara pemerintah juga tewas, kata pihak militer Srilanka, Senin. Sebelas pemberontak tewas dalam pertempuran di distrik utara Vavuniya dan semenanjung Jaffna Ahad, sedangkan delapan orang lainnya tewas dalam pertempuran yang berkecamuk di distrik baratlaut, Mannar. Bentrokan bersenjata ini terjadi setelah tentara pemerintah berhasil menewaskan 22 pemberontak, menghancurkan beberapa bangunan bawah tanah mereka, dan menguasai satu pangkalan pemberontak dalam serentetan bentrokan Sabtu dan Ahad. "Sebanyak 19 teroris lainnya juga tewas pada Ahad itu, sehingga jumlah korban pada bentrokan akhir pekan menjadi 41 orang," kata juru bicara militer, Brigjen Udaya Nanayakkara. Pembebasan Macan Tamil Eelam (LTTE), yang ingin mengukir satu negara merdeka di utara dan timur Srilangka, tak segera bisa diperoleh komentarnya mengenai laporan-laporan itu. Sementara itu, tidak ada perhitungan independen atas apa yang terjadi, atau berapa jumlah korban yang tewas dalam rentetan bentrokan itu. Para analis mengatakan, kedua pihak saling memperbesar jumlah korban dari pihak musuhnya masing-masing, dan mengecilkan jumlah korban dari pihak mereka sendiri. Situs Web pro pemberontak www.tamilnet.com menyatakan bahwa Macan Tamil kehilangan 17 orang prajuritnya dan 54 lainnya cedera dalam pertempuran di Mannar Sabtu, pada saat pihak militer pemerintah mengatakan bahwa pasukannya menangkap satu kantor pemeriksaan pemberontak di sepanjang garis pertahanan yang memisahkan antara wilayah pemerintah dari daerah yang dikuasai pemberontak. Telah lebih dari 5.000 orang tewas sejak pertempuran mulai meletus pada awal tahun lalu, hampir setiap hari di darat dan di laut, aksi-aksi pemboman dan serangan-serangan udara. Pemerintah Kolombo berjanji akan menumpas militer Macan Tamil dan membersihkan para pemberontak dari wilayah yang telah jatuh di bawah kontrolnya di utara pulau itu, setelah menggiring mereka dari wilayah pertahanan mereka di timur pada awal tahun ini. Para analis militer mengatakan, tidak jelas siapa pihak yang menjadi pemenang, namun dikhawatirkan perang yang telah membunuh sekitar 70.000 orang sejak 1983 itu akan terus berkecamuk selama bertahun-tahun. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007