Taipei (ANTARA News) - Taiwan mengirimkan pejabat-pejabatnya ke Malawi dan memanggil dutabesarnya untuk menyelamatkan hubungan-hubungan diplomatiknya di tengah adanya laporan-laporan bahwa musuh bebuyutannya China semakin agresif merayu negara-negara Afrika selatan, kata seorang perempuan jurubicara pemerintah di sini Senin.
`China, yang memandang pemerintahan mandiri Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya sejak akhir perang sipil China pada 1949, ingin mengucilkan pulau itu secara internasional dan mendesak Taiwan untuk segera bersatu kembali dengan membuat persekutuan diplomatik untuk mengalihkan hubungan mereka ke Beijing.
Sekutu-sekutu Taiwan, yang kepemimpinan pulau itu dipandang sangat penting bagi legitimasi penentangan terhadap China, berkurang menjadi 24, dan kebanyakan terdiri negara-negara kecil di kawasan-kawasan miskin, dibanding dengan China yang mendapat pengakuan dari 170 negara.
Kementerian luar negeri pulau itu mengirimkan dua pejabatnya ke Malawi akhir pekan lalu, dan Senin dijadwalkan akan bertemu dengan dutabesar negara tersebut di Taipei, karena laporan-laporan berita mewartakan bahwa dua menteri pemerintah negara Afrika berpenduduk 13,6 juta jiwa itu telah berkunjung ke China, kata perempuan jurubicara kementerian luar negeri, Phoebe Yeh, dalam suatu konferensi pers.
Seorang pejabat dari kementerian energi, kata Yeh, disebut-sebut dalam laporan-laporan berita tersebut. China telah secara agresif mencari mitra-mitra negaranya di Afrika dalam beberapa tahun terakhir untuk menambang sumber-sumberdaya alam, dan guna memenuhi kebutuhan energi negaranya.
Laporan-laporan juga menyebutkan bahwa Malawi dan China telah menandatangani satu perjanjian dalam rangka pembentukan hubungan resmi, yang akan berpengaruh memutuskan hubungannya selama 41 tahun dengan Taiwan.
Sebelumnya, Malawi tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan China.
Para pejabat Malawi telah memberikan jaminan kembali kepada Taiwan, kata Yeh.
"Kami akan memberikan perhatian yang serius," kata jurubicara itu. "China ingin memenangkan dalam persaingan hubungan-hubungan diplomatiknya dengan Taiwan."
"Ada sumberdaya alam di Malawi?," kata Yeh. "Anda ingin mengeduk untuk mendapatkannya. Sumber-sumberdaya alam di Afrika tidak akan ada habis-habisnya. Ini adalah tindakan untuk merusak hubungan-hubungan Taiwan," tuturnya, seperti dikutip Reuters. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007