Jerusalem, Palestina (ANTARA) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mungkin menyerukan pemilihan umum ulang sebab pembicaraan koalisi untuk membentuk pemerintah telah macet, demikian peringatan seorang anggota Partai Likud, Senin.
Anggota Likud tersebut mengatakan jika pembicaraan koalisi mencapai kebuntuan, Netanyahu mungkin menyerukan pemungutan suara baru, kata harian Israel Yedioth Ahronoth.
Netanyahu hanya memiliki waktu delapan hari sampai 28 Mei untuk membentuk pemerintah selanjutnya Israel, kata Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin malam.
Netanyahu, yang memerintah selama satu dasawarsa, memecahkan rekor dengan menang untuk masa jabatan kelima dalam pemungutan suara 9 April, setelah Parta Likudnya, yang beraliran sayap-kanan, meraih 36 kursi di Knesset (Parlemen Israel).
Pekan lalu, Netanyahu mengatakan partai kecil "perlu turun dari pohon", sebab mereka mengajukan tuntutan yang dibesar-besarkan untuk memasuki pemerintah.
Jika ia berhasil membentuk pemerintah baru, Netanyahu akan menjadi pemimpin yang paling lama berkuasa dalam sejarah Israel.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Pengunjukrasa Israel desak Netanyahu mundur atas tuduhan penyuapan
Baca juga: Partai Gantz akui kekalahan dalam pemilihan umum Israel
Baca juga: Warga Israel tempuh 11.910 kilometer untuk bantu singkirkan Netanyahu
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019