Magelang (ANTARA News) - Misa malam natal 2007 oleh umat katolik lereng Gunung Merapi, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah mengusung pesan pentingnya pelestarian terhadap binatang sebagai sesama makhluk ciptaan Allah. Misa berlangsung di gedung Gubug Selo Merapi (GSPi) di kawasan utara Kali Senowo yang aliran airnya berhulu di kaki Gunung Merapi, Dusun Grogol, Desa Mangunsuko, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang di Magelang, Jateng, Senin (24/12) malam. Ribuan umat menghadiri misa dipimpin Romo Vincensius Kirjito, Pr, dengan bahasa Jawa yang dikemas dalam tradisi budaya kehidupan masyarakat lereng gunung tersebut. Lantunan tembang rohani dengan bahasa Jawa diiringi tabuhan gamelan corak slendro dalam perayaan malam natal dengan tajuk "Membangun Sikap Positif terhadap Hewan" itu. "Perhatian kita pada malam natal ini merenungkan kehadiran binatang dalam kehidupan sehari-hari kita, Tuhan Yesus lahir di kandang domba Betlehem antara lain ditemani domba-domba dan para gembalanya," kata Kirjito yang juga budayawan lereng Gunung Merapi itu. Kandang Betlehem, katanya, menjadi istana bagi domba-domba dan di tempat yang sederhana itulah Yesus Sang Juruselamat lahir. Pada kesempatan itu Romo Kirjito menyatakan prihatin terhadap dampak pemanasan global yang telah dirasakan manusia dan makhluk lainnya di bumi. Hidup manusia, katanya, mutlak bersama makhluk lainnya. Modernisasi telah berdampak terhadap pemanasan global yang mencemaskan manusia saat ini. "Teknologi telah merekasaya seolah manusia untuk kembali ke alam," katanya. Ia menyatakan mengajak masyarakat terutama petani untuk bersikap bijaksana terhadap semua binatang baik yang setiap hari membantu mereka dalam mengolah pertanian maupun yang disebut sebagai hama pengganggu tanaman pertanian. "Jangan hanya binatang yang propetani saja seperti kambing, sapi, kerbau, ayam yang dijaga kehidupannya sedangkan yang lainnya seperti burung, tikus, ular, belalang, kecoa dimusuhi dan dihadapkan dengan racun dan pestisida," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007