“Senang dan bangga tapi jujur kaget juga, karena dalam waktu dekat bisa naik tajam dari 10,13 ke 10,03 detik,” kata Suryo kepada ANTARA, Senin.
Pada kejuaraan Atletik Asia 2019 di Qatar akhir April lalu, Zohri berhasil membukukan waktu lari jarak pendek 100 meter selama 10,13 detik, lalu pada 19 Mei lalu ia berhasil membukukan waktu 10,3 detik di kejuaraan Seiko GP, Osaka.
Dalam waktu kurang dari sebulan, Zohri mampu memotong waktu sangat drastis, hal ini membuat pelatih Zohri, Eni Nuraini juga bangga dan bersyukur.
“Dari yang sudah-sudah untuk menurunkan waktu cukup jauh butuh latihan kurang lebih selama setahun, tapi kemarin kurang lebih sebulan bisa,” kata Eni.
Menurut Eni, biasanya teknik start Zohri masih kurang bagus, tetapi saat mengikuti kejuaraan di Osaka, teknik startnya sangat baik sehingga dapat memangkas waktu cukup banyak.
Suryo Agung sebelumnya dinobatkan sebagai Manusia Tercepat di Asia Tenggara usai mencatatkan waktu 10,17 detik di SEA Games 2009. Kemudian di tahun 2019, Zohri berhasil memecahkan rekor tersebut saat mencatat waktu 10,15 di Doha, kemudian mempertajamnya menjadi 10,13 detik.
Suryo berpesan kepada Zohri agar tetap berlatih sesuai dengan intruksi Eni, karena menurutnya Eni tahu yang terbaik.
“Jangan berpuas diri, dan tetap membumi,” kata Suryo berpesan kepada Zohri.
Baca juga: Zohri ditarget sembilan detik di Olimpiade 2020
Baca juga: Hasil di Qatar jadi penyemangat Zohri kejar tiket Olimpiade
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019