Manado (ANTARA News) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Utara (Sulut) mengharapkan, perayaan Natal bagi umat Kristen, harus jadi pesan moral dalam menapaki kebersamaan menuju hidup damai.
Ketua MUI Sulut, KH Fauzi Nurani, di Manado, Senin, mengatakan, perayaan Natal 25 Desember 2007 bagi umat Kristen, merupakan perayaan keagamaan yang sangat sakral dalam membangun kehidupan sesuai ajakan firman Tuhan yang dianutnya.
Sehingga dari perayaan tersebut, umat manusia harus selalu mengetahui peran masing-masing sebagai pembawa damai di dunia, untuk saling hidup bersama tanpa membeda-bedakan strata sosial.
"Sulut merupakan daerah majemuk dengan berbagai suku, agama, ras dan golongan, sehingga hadirnya perayaan Natal bagi umat Kristen, adalah momentum dan tonggak untuk selalu menjadikan daerah sebagai tempat pijak secara bergantungan, dengan penuh makna damai," ungkap Fauzi, mewakili umat Muslim di Sulut.
MUI juga mengingatkan kepada umat Islam, untuk selalu menghormati dan menghargai umat lain, seperti umat Kristen dalam merayakan Natal, agar toleransi dan kehidupan masyarakat memiliki makna besar.
"Kami sangat mengagumi kehidupan yang rukun antara umat Kristen dan Muslim, karena setiap ada kegiatan keagamaan seperti ini, selalu ada sikap moral tanpa ajakan untuk saling menjaga lokasi ibadah, seperti gereja-gereja yang tersebar di Kota Manado," ungkap Nurani.
Sementara Ketua GP Anshor Sulut, Benny Rhamdani mengatakan, dengan perayaan Natal bagi umat Kristen, momentum kebersamaan selalu diciptakan terus.
"Jangan selalu melihat perbedaan itu salah, melainkan bentuk perbedaan di Indonesia adalah berkah dan karunia yang diberikan Tuhan untuk saling menghargai," ungkap Rhamdani.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007