Mereka, sambil mengenakan busana serba merah dan putih bersama-sama mendeklarasikan sikap kebangsaan di Plaza Tenggara, Gelora Bung Karno, Jakarta. Mereka bertekad merawat tanah air seperti para pendahulu.
"Intinya deklarasi dari beberapa tokoh Indonesia, budayawan, pengusaha, arsitek, macam-macam menyatakan sikap kebangsaan," ujar Addie.
Berikut sedikit petikan deklarasinya:
Hari ini kita berkumpul di sini, dengan rasa syukur. Tuhan mengaruniai kita dengan sebuah tanah air--dan tanah air adalah sebuah nikmat dan amanat.
Hari ini kita bertekad untuk merawat karunia itu, seperti para pendahulu kita.
Seratus sebelas tahun yang lalu, para pemuda membuktikan bahwa bangsa ini menolak terus menerus terlelap dalam keterbelakangan. Mereka bangkit, memperkuat diri. Mereka dirikan Budi Utomo, Syarikat Dagang Islam dan lain-lain.
Mereka tahu bahwa kolonialisme ingin mengekalkan kegelapan: gelap karena pikiran yang terbelenggu dan jiwa yang tertindas.
Hari ini - dengan rasa kagum dan hormat kepada para penggerak 111 tahun yang lalu itu- Kita bertekad melawan kegelapan yang lain: gelap karena kebencian, gelap karena serba curiga, gelap karena kehilangan pikiran yang kritis dan terbuka.
Kami menyadari abad ke-21 adalah abad yang penuh dengan kejutan perubahan.
Menghadapi itu kita ingin bangun Indonesia yang kreatif dan demokratis. Indonesia yang sanggup mengelola perbedaan asal-usul, gender, agama dan pilihan politik, tanpa tekanan dan kekerasan.
Kita ingin bangun Indonesia sebagai tempat kita terpanggil untuk maju dan tetap bersaudara.
Tak hanya deklarasi, mereka juga menyanyikan lagu-lagu nasional seperti "Indonesia Raya", "Bagimu Negeri", "Bangun Pemudi Pemuda" dan "Syukur", demi menggelorakan semangat para hadirin di sana.
"Sebelumnya aku memimpin menyanyikan lagu-lagu nasional. Lirik yang simpel itu kita bisa lebih merasakan kebangsaan," tutur Addie.
Dia menilai cara ini tepat untuk kembali mengajak masyarakat Indonesia bersatu, menyudahi drama pilpres yang selama ini memecah bangsa.
"Kita sedang dalam situasi tidak kondusif. Bagaimana supaya tidak semakin memanas, liar. Kami ingin mengajak bangsa Indonesia mengingat bahwa 111 tahun lalu sudah dimulai perjuangan untuk menyatukan berbagai suku bangsa, agama, untuk menjadi satu kesatuan," papar Addie.
Baca juga: Deklarasi 111 tahun Kebangkitan Nasional, gemakan persaudaraan
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019