Padang (ANTARA News) - Perairan di wilayah barat Kepulauan Mentawai, Sumbar, sepanjang Senin-Selasa dinyatakan tidak aman bagi nelayan dan kegiatan pelayaran, karena ketinggian gelombang mencapai 3,5 meter. Mulai Senin hingga sepanjang Selasa (25/12) ketinggian gelombang diperairan barat Mentawai tergolong tinggi atau melebihi batas normal, kata staf BMG Tabing Padang, Eddy Sasmita, di Padang, Senin. Menurut dia, nelayan dan pelaku pelayaran saat beraktivitas di kawasan perairan yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia itu perlu waspada guna menghindari hal yang tak diinginkan. Sementara itu, di perairan pesisir barat Sumbar, mulai dari Pesisir Selatan hingga Pasaman Barat, ketinggian gelombangnya berkisar dua meter. Hujan berpotensi turun di perairan barat Sumbar sehari ke depan, dengan intensitas ringan pada sore hingga malam hari. Angin bertiup dari barat laut dengan kecepatan 10-20 knot per jam, kata staf BMG Tabing Padang itu. Sedangkan, di dataran Sumbar, katanya, tetap berpeluang hujan turun dengan kapasitas ringan. Temperatur udara 23-32 derajad Celcius dan kelembaban udara 66-95 persen. Meskipun demikian para nelayan di kawasan pantai Padang masih tetap menangkap ikan dan dalam jumlah besar nelayan tradisional memilih bagian tepi. Anto (25), nelayan Pasir Purus Padang, menjelaskan bahwa dia tetap saja melaut seperti biasa dan tidak terpengaruh oleh isu yang beredar tentang akan terjadi gempa kuat dan tsunami belakangan ini. Mengenai bencana gempa yang terjadi selama ini, katanya, tak ada orang yang bisa menentukan sehingga nelayan tidak terlalu menghiraukan. Seorang ilmuwan Brazil telah meramalkan bahwa gempa yang berpotensi memicu tsunami "mengguncang pantai barat Sumatra pada 23 Desember". Tetapi hingga 24 Desember tak ramalan ilmuwan Brazil tersebut tak terbukti. BMG sendiri telah berulangkali menyatakan bahwa tak ada orang yang dapat memastikan kapan gempa akan terjadi.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007