Jerusalem (ANTARA News) - Pertemuan antara Palestina dan Israel dijadwalkan berlangsung pada Senin, dengan kedua pihak akan meninjau ulang rencana kontroversial Israel yang ingin memperluas pembangunan di daerah pendudukan, lapor harian Jerusalem Post. Pertemuan yang kedua kalinya setelah konferensi perdamaian di Annapolis, Maryland, AS, tersebut akan dipimpin Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Livni, dan pejabat tinggi Otoritas Palestina, Ahmed Qureia. Meskipun ada kritik internasional maupun dari Palestina, Israel, Minggu, mengumumkan rencana untuk membangun lebih seribu apartemen di Jerusalem Timur dan dan Tepi Barat. Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan langkah itu akan merugikan proses perdamaian. Sekitar 500 apartemen akan didirikan di Har Homa, lingkungan yang diperdebatkan di Jerusalem Timur bagian utara, sebagai tambahan dari 340 apartemen yang pembuatannya diumumkan awal bulan ini dan 240 apartemen lainnya yang akan dibangun di pemukiman Ma`ale Adumim, sebelah timur Jerusalem. Rencana pembangunan itu bertentangan dengan pernyataan sebelumnya dari pejabat Israel yang mengatakan mereka tidak berencana untuk memperluas pembangunan di wilayah pendudukan. Menteri Perumahan Rakyat Israel, Zeev Boim, pekan lalu memastikan kepada Dubes AS untuk Israel, Richard Jones, bahwa tidak akan ada pembangunan pemukiman baru di Jerusalem utara. Israel merebut Jerusalem Timur dalam perang 1967 dan sejak itu mencaploknya serta mengubah batas-batas wilayah administrasi kota. Pihak Palestina menginginkan Jerusalem Timur menjadi ibu kota negara mereka di masa depan. Rencana Israel untuk melakukan pembangunan di lokasi itu telah menimbulkan gelombang unjuk rasa yang membayang-bayangi perundingan Israel-Palestina pada pekan lalu, demikian laporan DPA. (*)

Copyright © ANTARA 2007