Jakarta (ANTARA) - Musisi lintas agama menyerukan agar musik menjadi pengikat bagi rakyat Indonesia untuk menjaga identitasnya sebagai masyarakat Tanah Air yang kaya akan keberagaman suku, agama, dan bahasa.

"Identitas kebudayaan atau menjadi Indonesia melalui musik yang diterjemahkan dalam keimanan harusnya menjadi relevan dan tidak ada kata usang. Dialog itu bisa dibangun dengan cara yang kreatif dan musik itu anugerah luar biasa yang harus diberikan ke generasi berikutnya dalam konteks menjadi Indonesia, merayakan Indonesia dalam keberagaman," ujar musisi Glenn Fredly pada diskusi "Musik Lintas Iman" di Jakarta, Senin.

Menurut Glenn, menggunakan musik sebagai pemersatu bangsa sudah terbukti dalam beberapa kasus. Dia mengambil contoh seperti aksi menjaga perdamaian di Ambon.

"Konflik di Ambon, Maluku, katalisator utama bisa terselesaikan, ada perdamaian, kekuatan perekat utamamya adalah seni, terutama musik. Ini penting, karena sudah ada contoh dengan apa yang terjadi di Ambon," tegasnya.

Baca juga: "Nasyid Nasihat", lagu baru Snada yang jenaka tapi penuh pesan

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Dewa Budjana, yang mengatakan bahwa musik tidak membutuhkan identitas khusus untuk dibawakan.

"Ketika tahun 2004, Gigi bikin album Ramadhan, tiga teman minta izin saya. Saya bilang, ya bikin saja. Saya bilang bikin band Gigi kan tidak pakai KTP," seloroh gitaris Gigi itu.

Menurut Budjana, kebahagian musisi adalah membuat penonton bahagia, tanpa melihat suku dan agamanya.

"Menurut saya agama itu dalam hati dan ketika saya bisa membahagiakan orang, misalnya saya main di panggung di pesantren, penonton bahagia buat saya itu kebahagian tertinggi," ungkap Budjana.

Acara Musik Lintas Iman diselenggarakan oleh kelompok pegiat musik Kami Musik Indonesia (KAMI) yang membahas kekayaan musik rohani yang menjadi bagian dari hidup warga negara Indonesia.

Selain Dewa Budjana, Berry Likumahuwa dan Odelia Sabrina Taslim juga berbagi pengalaman berkolaborasi dengan musisi lintas agama sementara Glenn Fredly bertindak sebagai moderator.

Baca juga: Guiharpulele, alat musik karya anak bangsa yang diminati dunia

Baca juga: Yura Yunita luncurkan video musik "Merakit" dalam bahasa isyarat

Pewarta: Peserta Susdape XIX/Prisca Triferna
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019