Jakarta (ANTARA News) - Bulutangkis Indonesia menutup tahun 2007 dengan manis. Taufik Hidayat dan kawan-kawan memborong seluruh tujuh medali emas yang diperebutkan dalam event multicabang se-Asia Tenggara, SEA Games, di Thailand pertengahan bulan ini. Sebelum itu, para pemain pelatnas Cipayung merebut masing-masing dua gelar --melalui ganda putra dan campuran-- dalam dua turnamen terakhir Super Series, China dan Hongkong Terbuka setelah pada 10 Super Series sebelumnya Indonesia hanya mengantungi tiga gelar. Ketiga gelar tersebut dipersembahkan ganda campuran Flandy Limpele/Vita Marissa di Singapura dan Prancis Terbuka dan ganda putri Vita Marissa/Lilyana Natsir yang memenangi turnamen China Masters. Peceklik gelar juga mencatat Indonesia untuk pertamakalinya tidak berhasil merebut satu pun mahkota juara di kandang sendiri saat Indonesia Terbuka digelar pada Mei lalu. Meski demikian, prestasi di penghujung tahun yang ditorehkan para pebulutangkis nasional itu diharapkan bisa menjadi pemacu semangat untuk bekerja lebih keras menyongsong tugas berat yang sudah menanti. Tugas merebut kembali Piala Thomas dan mempertahankan tradisi emas Olimpiade menunggu para pemain saat kedua turnamen akbar tersebut digelar tahun depan. Sebagai tuan rumah penyelenggaraan putaran final Piala Thomas dan Uber 2008 yang akan digelar di Jakarta pada Mei, Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) jauh-jauh hari telah menetapkan target untuk setidaknya mencapai final Piala Thomas dan semifinal Piala Uber. Pada dua penyelenggaraan Piala Thomas terakhir, 2004 di Jakarta dan 2006 di Jepang, Indonesia hanya mencapai semifinal setelah menang empat kali berturut-turut. Pekerjaan berat menanti PB PBSI untuk meraih sukses sebagai penyelenggara sekaligus memastikan Indonesia tidak kembali mengalami kegagalan di hadapan publik sendiri seperti 2004 lalu. Amat Berat Sedangkan pada Olimpiade 2008 di Beijing Agustus mendatang, bulutangkis mengemban tugas amat berat untuk mempertahankan tradisi yang sejak pertamakali dipertandingkan tidak pernah absen mempersembahkan medali emas. "Tantangan terberat tentu datang dari tuan rumah China yang pasti ingin menyapu bersih medali emas yang diperebutkan," ujar Ketua Umum PB PBSI Sutiyoso saat memberi bonus kepada para peraih medali SEA Games akhir pekan lalu. Untuk itu, pengurus dan pelatih harus mengatur persiapan kedua turnamen bergengsi tersebut sedemikian rupa agar salah satunya tidak terbengkalai mengingat para pemain harus berpacu meraih prestasi terbaik untuk mendapat tempat di Olimpiade. Kualifikasi Olimpiade yang ditetapkan mulai 1 Mei 2007 hingga 30 April 2008 hanya menyisakan empat turnamen Super Series, Malaysia (15-20 Januari), Korea (22-27 Januari), All England (4-9 Maret), dan Swiss (11-16 Maret) dengan sejumlah turnamen lain yang kelasnya lebih rendah. Dengan hanya pemain berperingkat 1-16 dunia yang dapat mengikuti Olimpiade, diperkirakan pebulutangkis yang posisinya belum "aman" akan mengikuti sebanyak mungkin turnamen untuk mengamankan posisinya. Bahkan mereka akan berusaha meraih ranking setinggi mungkin agar mendapat posisi unggulan di ajang olahraga terakbar sedunia yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali itu. Hingga saat ini --berdasarkan peringkat dunia Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) per 20 Desember--, Indonesia baru meloloskan Sony Dwi Kuncoro (peringkat enam) Taufik Hidayat (7), Markis Kido/Hendra Setiawan (2), Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto (9), Rani Mundiasti/Endang Nursugianti (15), serta Nova Widianto/Lilyana Natsir (2) dan Flandy Limpele/Vita Marissa (4). Nama-nama tersebut diproleh berdasarkan ketetapan BWF, bahwa satu negara berhak diwakili tiga pemain/pasangan yang berperingkat 1-4 atau dua pemain/pasangan yang berperingkat 5-16. Dilihat dari perolehan gelar yang dihasilkan dalam turnamen Super Series, ganda putra dan campuran adalah dua nomor yang dinilai paling berpeluang meraih medali emas di Beijing meski tidak tertutup kemungkinan mencuri gelar dari nomor tunggal putra dan ganda putri. Dengan alasan tersebut, meskipun mengaku kesulitan keuangan, PBSI berjanji untuk mengirim para pemain yang berpeluang tampil di Olimpiade untuk mengikuti sebanyak mungkin turnamen bergengsi untuk mengasah mental bertanding mereka. Mudah-mudahan hasil yang diraih di akhir 2007, menjadi awal prestasi yang lebih besar di tahun mendatang.(*)
Pewarta: Oleh Fitri Supratiwi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007