Pekanbaru (ANTARA) - Gabungan aktivis lingkungan di Provinsi Riau menggelar rangkaian kampanye di Hutan Talang, Kabupaten Bengkalis, untuk menyelamatkan kawasan itu dari pembangunan proyek pembangunan jalan lingkar di daerah Duri.
“Ini kampanye pentingnya Hutan Talang untuk habitat satwa, terutama gajah sumatera. Di dalam Huta Talang masih banyak satwa seperti gajah, tapir, kucing hutan dan beruang,” kata aktivis Hipam, Git Fernando kepada Antara di Pekanbaru, Senin.
Puluhan aktivis yang ikut dalam kampanye penyelamatan itu berasal dari sejumlah daerah. Ada yang berasal dari Duri, seperti Hipam, RSF, WCI, Serdadu ALam, dan Lalayang Family Adventure. Kemudian ada Tembakul dari Kota Dumai dan Sahabat Alam dari Kampar.
Rangkaian acara mereka gelar sejak Minggu (19/5) malam dengan berlaman di lokasi proyek jalan. Mereka mendirikan tenda dan api unggun tepat di ujung pembuatan jalan lingkar Duri Barat sebelum memasuki Hutan Talang.
Aksi tersebut bertujuan untuk menyelamatkan Hutan Talang yang akan dibelah oleh proyek jalan lingkar Duri Barat. Para aktivis menginginkan ada proses mediasi dengan Pemerintah Bengkalis guna mencari solusi.
Sebelumnya, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono, juga sempat mengungkap potensi kerusakan Hutan Talang akibat proyek jelan lingkar tersebut.
Karena itu, BBKSDA Riau kini sedang mengusulkan agar Hutan Talang menjadi pusat konservasi dan edukasi gajah Riau.
Puluhan gajah sumatera jinak dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas di Siak akan dipindahkan ke Hutan Talang, untuk mencegah rencana Pemerintah Kabupaten Bengkalis yang akan membangun jalan lingkar dengan membelah Hutan Talang.
"Kalau jalan dibikin di sana, saya yakin hutan itu akan hilang. Karena lebarnya 20 meter itu pasti hilang karena muncul warung dan sebagainya. Ini kedua masalah kalau bisa kita tangani bersama, jadikan Hutan Talang pusat konservasi gajah namanya pusat konservasi dan edukasi gajah sumatera Riau," ujar Suharyono pada awal Mei lalu.
Pusat gajah yang baru nantinya direncanakan punya luas 400 hektare, gabungan dari kawasan hutan dan hutan lindung yang jadi aset perusahaan minyak PT Chevron Pacific Indonesia.
Ia mengatakan proses rencana itu sedang dibicarkaan dengan SKK Migas dan Chevron.
"Saya tantang Chevron dalam tanda kutip, karena ini warisannya Chevron setelah sekian lama beroperasi di Riau. Inilah legacy Chevron di bidang konvervasi yaitu menjaga Hutan Talang dan satwa endemiknya Riau yang semakin hilang," kata Suharyono.
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019