Kondisi perekonomian global saat ini terpengaruh oleh peningkatan tensi perang dagang antara AS dengan China yang dapat menimbulkan kenaikan risiko bagi pertumbuhan ekonomi dunia dan pelemahan perdagangan internasional
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa indikator ekonomi makro yang akan digunakan sebagai dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2020 telah mempertimbangkan potensi, kesempatan, dan risiko yang terjadi hingga 2020.
"Meskipun momentum pertumbuhan masih dapat dipertahankan di atas lima persen pada kuartal pertama, kita harus meningkatkan kewaspadaan terhadap perlambatan faktor eksternal yang tercermin dari pelemahan pertumbuhan ekspor nasional," kata Sri Mulyani di Jakarta, Senin.
Hal tersebut diungkapkan Sri Mulyani saat membacakan Pengantar dan Keterangan Pemerintah atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun Anggaran 2020 dalam Rapat Paripurna DPR RI.
Sri Mulyani mengatakan kondisi perekonomian global saat ini terpengaruh oleh peningkatan tensi perang dagang antara AS dengan China yang dapat menimbulkan kenaikan risiko bagi pertumbuhan ekonomi dunia dan pelemahan perdagangan internasional.
Situasi ini diperkirakan dapat memperlemah defisit neraca transaksi berjalan karena upaya untuk mendorong kinerja ekspor nasional akan terhambat oleh berkurangnya permintaan dari negara-negara tujuan utama, seiring dengan harga komoditas yang tinggi.
Padahal, upaya pemerintah untuk menahan perlambatan defisit neraca transaksi berjalan tersebut, salah satunya melalui pengurangan impor barang modal maupun bahan baku, dapat menahan kinerja investasi dan perekonomian nasional secara keseluruhan.
Dalam menghadapi tantangan eksternal ini, pemerintah akan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, melalui pemulihan investasi dan ekspor, serta mendorong pertumbuhan konsumsi melalui perbaikan daya beli, stabilitas harga dan penguatan kepercayaan konsumen.
Untuk itu, kisaran asumsi ekonomi makro RAPBN 2020 antara lain pertumbuhan ekonomi 5,3-5,6 persen, laju inflasi 2,0-4,0 persen, tingkat bunga SPN 3 bulan 5,0-5,6 persen dan nilai tukar rupiah Rp14.000-Rp15.000 per dolar AS.
Kemudian, harga minyak mentah Indonesia ditetapkan pada kisaran 60-70 dolar AS per barel, lifting minyak bumi 695-840 ribu barel per hari dan lifting gas bumi 1.191-1.300 ribu barel setara minyak per hari.
Sebagai pelaksanaan tahun pertama RPJMN 2020-2024, pokok-pokok kebijakan fiskal 2020 akan didesain agar mampu menjadi instrumen kebijakan yang dapat memastikan arah pencapaian target pembangunan ekonomi dalam jangka pendek, menengah, dan panjang.
"Pemerintah masih akan menerapkan kebijakan fiskal ekspansif yang terarah dan terukur untuk menghadapi pelemahan global dan menjaga momentum pembangunan serta pertumbuhan ekonomi yang berkualitas," kata Sri Mulyani.
Pemerintah juga akan menempuh tiga strategi makro fiskal yaitu mobilisasi pendapatan untuk pelebaran ruang fiskal, kebijakan belanja yang lebih baik untuk efisiensi dan meningkatkan belanja modal pembentuk aset dan mengembangkan pembiayaan yang kreatif serta mitigasi risiko untuk mengendalikan liabilitas.
Baca juga: Menkeu dengarkan masukan pengusaha terkait RAPBN 2020
Baca juga: Menkeu sebut asumsi pertumbuhan RAPBN 5,3 - 5,6 persen
Pewarta: Satyagraha
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019