Pontianak (ANTARA) - Negara Bagian Sarawak, Malaysia mengirimkan kontingen beranggotakan 390 personel dari masyarakat adat Dayak setempat untuk mengikuti kegiatan Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-34 di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.

"PGD di Pontianak juga diikuti sejumlah kontingen daerah di Indonesia, kegiatan PGD ke-34 ini juga dihadiri oleh perwakilan masyarakat dayak dari Serawak dan sejumlah pewarkilan dari Brunai Darusalam," kata Ketua Pekan Gawai Dayak ke-34 tahun 2019, Sukundus di Pontianak, Senin.

Kegiatan itu dihadiri sekitar 2000 orang yang menggunakan berbagai jenis pakaian adat Dayak. Kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 20 sampai tanggal 26 Mei bertempat di rumah Radak'ng, Pontianak.

Pada pembukaan kegiatan tersebut juga dihadiri oleh sejumlah pejabat pemerintahan, tamu undangan hingga Finalis Budara atau Bujang dan Dara Gawai ikut memeriahkan acara pembukaan ini.

Terlihat dari gerbang masuk hingga ke tenda tamu undangan, para finalis Budara ini berbaris rapi menyambut tamu yang datang. Masing-masing dari mereka menggunakan pakaian adat dayak yang didominasi warna merah coklat dan hitam, terlihat senyum manis yang mereka berikan kepada setiap tamu yang hadir.

Ditempat yang sama, Ketua Sekberkesda Kalimantan Barat Yoseph Ondilo Oendoen mengatakan, kegiatan ini adalah bukti konkrit dari kerja Sekberkesda dalam menggali, melestarikan dan mengembangkan seni budaya dayak sebagai salah satu budaya nasional.

"Penghargaan pemda Kalbar tentang gawai dayak yang dijadikan sebagai kalender wisata dan penghargaan pemerintah pusat terkait budaya dayak yang diakui secara nasional menjadi suatu bentuk legalitas atas keberadaan suku bangsa Dayak di negeri ini," katanya.

Untuk itu, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi perekat antar suku, khususnya suku Dayak dari berbagai daerah, bahkan dari negara lain.

"Melalui kegiatan gawai Dayak ini, menjadi kesempatan bagi kita untuk terus bersilahturahmi dan membahas berbagai hal penting untuk kelestarian Budaya dan Adat Dayak di Kalimantan Barat," katanya.

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019