Bengkulu (ANTARA News) - Wakil Gubernur (Wagub) Bengkulu, HM Syamlan, menjelaskan bahwa masjid merupakan tempat yang paling aman untuk mengungsi, jadi masyarakat yang khawatir terjadinya gempa janganlah mencari tempat lain. "Musibah jangan dicari dan diharapkan, tapi kalau memang terjadi hadapi dengan penuh sabar dan tawakal. Tidak ada tempat yang paling aman selain masjid, karena itu penuhi masjid itu dengan menjalankan shalat lima waktu di dalamnya," ujar dia dalam layanan pesan singkat (Short Message Service/SMS) melalui telepon seluler (ponsel)-nya, Sabtu malam. Ia sengaja mengirimkan SMS itu kepada seluruh masyarakat Bengkulu, menyusul semakin tingginya kecemasan warga menjelang 23 Desember 2007 yang diperkirakan oleh ahli kebumian asal Brasil, Jucelino Nobrega da Luz, akan terjadi gempa 8,5 pada Skala Richter (SR) yang diikuti tsunami di kawasan Sumatera. Sementara itu, Gubernur Bengkulu, Agusrin Maryono Najamuddin, hingga Sabtu malam ada sekira 300.000 warga di wilayah kerjanya telah berada di pengungsian karena takut akan datangnya gempa dan tsunami, seperti yang diprediksikan Jucelino. SMS dari Wagub yang juga dikenal sebagai ulama itu secara cepat menyebar kepada masyarakat yang memiliki ponsel, termasuk para pejabat di jajaran pemerinta provinsi dan kabupaten/kota. Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat jangan mencari tempat lain, dan "tidak mengungsi" dari Allah SWT. Mantan Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengajak seluruh masyarakat untuk banyak membaca kalimat "Laa illah illa anta subahanaka inni kuntu mindadhlomimiin" (tiada Tuhan selain Engkau ya Allah, maha suci Engkau, sungguh aku telah banyak berbuat dosa). Syamlan termasuk tokoh amsyarakat Bengkulu yang paling sering turun ke lapangan untuk memberikan pemahaman pada masyarakat bahwa isu adanya gempa dan tsunami itu sama sekali tidak bisa dipercaya begitu saja. Pada setiap kesempatan pertemuan dengan masyarakat, ia selalu menjelaskan bahwa semua musibah merupakan kehendak-Nya, tidak ada manusia atau alat apa pun yang bisa memprediksikannya. Ia juga berulang kali menegaskan bahwa tidak ada tempat yang aman bagi manusia kalau memang sudah ditakdirkan terkena musibah ataupun ajalnya telah tiba. "Silahkan pergi ke Jakarta, di sana banjir sudah menunggu, ataupun pergi ke Jawa, di sana juga gunung sudah menunggu untuk meletus. Menghadapi musibah bukan dengan mengungsi, tapi bertawakal dan mendekatkan diri pada Allah SWT. Dunia ini ada dalam genggaman-Nya, jadi apa yang ditadirkan terjadi maka akan terjadi," katanya. Ia juga menegaskan, Malaikan Izrail tidak akan salah mencabut nyawa. Bila sudah diperintah oleh Allah untuk mencabut nyawa seseorang, maka orang itu tidak akan bisa menghindar, meski sembunyi di benteng yang tinggi lagi kokoh. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007