Shanghai (ANTARA News) - Pihak China mengangkat satu kapal dagang yang tenggelam 800 tahun lalu dengan muatan berbagai artefak dari dasar Laut China Selatan, Sabtu. Kapal dan muatannya itu bisa jadi akan mempertegas keberadaan jalur perdagangan bahari pada masa lalu, yang menghubungkan China dengan Barat. Kapal kayu sepanjang 30 meter itu berisi ribuan barang dagangan terbuat dari emas, perak dan porselen. Kapal tersebut diangkat dengan menggunakan kurungan baja sebesar bangunan tiga lantai, sebagaimana ditampilkan dalam siaran langsung televisi nasional China. Kapal bernama Nanhai Nomor 1 atau Laut China Selatan Nomor 1 oleh arkeolog itu ditemukan pada 1987 di perairan propinsi Guangdong dalam keadaan dua meter terkubur lumpur dan berada 30 meter di bawah permukaan air. Nanhai akan ditarik ke museum seharga 150 juta yuan (sekitar Rp18 miliar), yang khusus dibangun di Guandong. Satu tangki besar disebut Istana kristal akan menjadi kediaman baru Nanhai, lengkap dengan suhu dan tekanan air, yang dia alami selama ini di laut. Museum itu diharapkan dibuka menjelang akhir tahun depan dan lewat jendela di sisi tangki, pengunjung dapat menyaksikan pembersihan kapal itu dari lumpur, yang melapisinya. Pembersihan itu diperkirakan menghabiskan waktu bertahun-tahun. Lebih dari empat ribu wadah dari emas, perak dan porselen ditemukan di Nanhai. Kapal tersebut merupakan salah satu kapal dagang paling besar dan paling tua, yang pernah ditemukan di China, kata kantor berita resmi Xinhua. Benda lain ditemukan adalah enam ribu uang logam tembaga dari wangsa Song (960-1279 masehi), dari zaman ketika kapal itu dibangun. Arkeolog yakin bisa menemukan puluhan ribu artefak lain. Nanhai dapat membuktikan keberadaan "Jalan Sutra laut", yang menghubungkan propinsi Guangdong dan Fujian dengan Asia Tenggara, Afrika dan Eropa, sebagaimana jalur darat Jalan Sutra, yang terbentang di sepanjang Asia tengah hingga Eropa. "`Jalan Sutra Laut` seperti juga Jalan Sutera kuno, yang menghubungkan China dengan Asia selatan, Barat dan tengah serta Eropa, adalah juga jembatan penghubung kebudayaan Timur dan Barat," kata Huang Zongwei, mahaguru dari universitas Sun Yat-Sen, Guangdong. "Tapi, bukti keberadaan jalur tersebut langka," kata mahaguru tersebut kepada Xinhua, yang juga dikutip Reuters. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007