Bengkulu (ANTARA News) - Gubernur Bengkulu, Agusrin Maryono Najamuddin, memastikan bahwa seluruh masyarakat Bengkulu akan terlibat dalam simulasi keempat dalam menanggapi penyelematan gempa dan tsunami yang akan digelar, Minggu (23/12) mulai pukul 06.00 WIB pagi. "Untuk kali keempat ini, semulasi akan digelar di sembilan kabupaten/kota, dan kita harapkan seluruh warga terlibat di dalamnya, sehingga kejadiannya akan mirip dengan kejadian sesungguhnya," kata Agusrin di Bengkulu, Sabtu. Sebelumnya, pada Minggu (25/11), mereka telah dilakukan simulasi oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang didukung Pemerintah Kota Bengkulu, yang dipusatkan di Lempuing, Kelurahan Padang Harapan dengan melibatkan ribuan warga setempat. Kemudian, pada 10 dan 15 Desember 2007, simulasi dilakukan oleh pemerintah provinsi dan Kota Bengkulu dengan melibatkan warga yang berada di pesisir serta anak sekolah. Agar seluruh warga terlibat dalam simulasi keempat itu, maka pemerintah Provinsi Bengkulu menyebarkan 150 ribu lembar himbauan dari helikopter, pada Sabtu sore dan memasang himbauan itu di media lokal. Gubernur Bengkulu mengemukakan, kegiatan simulasi serentak itu diputuskan setelah melihat ketegangan yang begitu besar dialami warga terkait adanya isu gempa 8,5 Skala Richter (SR) dan tsunami pada 23 Desember 2007, seperti yang dikatakan ahli gempa dari Brasil, Jucelino Nobrega da Luz. "Ketegangan masyarakat kini memuncak, bahkan sebagian sudah berada di pengugsian, jangan sampai ketegangan ini tidak berarti apa-apa, maka kita putuskan untuk menggelar simulasi," katanya. Kondisi masyarakat Bengkulu saat ini sudah siaga, karena itu ketika simulasi dilaksanakan diharapkan mereka bisa melakukan penyelematan diri secara benar, dengan menunju lokasi pengungsian yang telah ditetapkan. Ia menjelaskan, pada pukul 06.00 WIB sirine pertanda datangnya tsunami akan dibunyikan, dan pada saat itulah masyarakat harus menuju tempat-temapt pengungsian. Dalam dua hari ini, kata dia telah dilakukan berbagai persiapan untuk kegiatan simulasi tersebut. Di lokasi-lokasi pengungsian telah terpasang sarana prasarana seperti tenda, air bersih, genset, dapur umum serta berbagai kebutuhan pokok lainnya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007