Bengkulu (ANTARA News) - Gubernur Bengkulu Agusrin Maryono Najamuddin, memperkirakan sekitar 300 ribu warga provinsi itu kini telah mengungsi, akibat takut terjadi gempa 8,5 SR yang diikuti tsunami pada 23 Desember 2007, seperti yang diprediksikan paranormal asal Brasil, Juncelino Nobrega da Luz. "Sejak pagi tadi hingga petang pukul 18.00 WIB, kita terus berkeliling untuk melihat kondisi masyarakat, dan ternyata sudah banyak diantaranya yang telah mengungsi. Perkiaraan kita tidak kurang dari 300 ribu warga kini telah berada di pengungsian," kata Agusrin di Bengkulu, Sabtu. Pengungsian terbanyak terjadi di Kabupaten Muko Muko, Bengkulu Utara dan Kota Bengkulu, sementara di kabupaten lainnya relatif lebih sedikit. Mengenai lokasi pengungsian warga, menurut dia sebagian berada di tempat pengusian yang telah disediakan, tapi banyak juga yang mencari tempat sendiri yang dirasakan aman dan ada juga yang hanya mendirikan tenda di depan rumahnya. Agusrin mengaku, tidak bisa lagi menghalangi masyarakat untuk tidak mengungsi, meski upaya memberikan penjelasan sudah dilakuakn sekitar satu bulan dengan melibatkan berbagai kalangan terasuk para ulama, kepolisian, TNI, tokoh masyarakat serta para pejabat di jajaran pemerintah provinsi dan kabuapten/kota. "Ternyata upaya kita menjelaskan pada masyarkat bahwa gempa itu tidak akan terjadi dan minta agar tidak mengungsi tidak efektif, karena kenyataannya hari ini, banyak warga yang tetap memilih untuk mengungsi. Kita tidak bisa berbuat apapun lagi," ujarnya. "Masyarakat mengaku lebih nyaman di pengungsian, kalau memang kondisinya seperti itu, apa bolah buat, kita tidak mungkin lagi untuk menghalanginya. Apakah itu akibat kegagalan kita dalam memberikan penjelasan, saya tidak tahu lagi," ujar Agusrin. Gubernur berharap, semua kalangan bisa memaklumi kondisi tersebut, karena belum lama ini masyarakat Bengkulu diguncang gempa besar berkekuatan 7,9 SR, pada 12 September 2007 yang membuat warga mengalami trauma berat. "Belum hilang trauma akibat gempa September itu, saat ini warga dihadapkan pada kondisi (isu-red) akan adanya gempa lebih besar yang diikuti tsunami, karena itu memang bisa difahami," katanya. Walikota Bengkulu Ahmad Kanedi menjelaskan, saat ini sekitar 50 ribu warganya telah berada di pengungsia, dan beberapa kawasan permukiman khususnya yang berada di pesisir pantai kini sudah kosong, seperti Kelurahan Kuala Lempuing. "Memang sudah banyak di pengungsian, tapi sebagian masih pulang-balik, yakni sesekali masih pulang ke rumahnya," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007