Penyerapan ini sudah dilakukan sejak awal panen pada Februari lalu

Palembang (ANTARA) - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Divisi Regional Sumatera Selatan dan Bangka Belitung telah menyerap 21.000 ton beras petani sepanjang Januari hingga Mei 2019.

Kepala Perum Bulog Divisi Regional Sumsel Babel M Yusuf Salahuddin di Palembang, Minggu, mengatakan penyerapan itu setara dengan 31 persen target tahun ini sebanyak 70.000 ton beras.

"Penyerapan ini sudah dilakukan sejak awal panen pada Februari lalu," kata dia.

Penyerapan beras ini terjadi di sentra beras seperti Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, OKU Selatan, OKU, Banyuasin, Lahat, Linggau, dan Musi Rawas.

Bulog membeli beras petani ini seharga Rp8.030 atau di atas HPP Rp7.300 per kg. Hal ini terpaksa dilakukan karena pengepul sanggup membeli beras petani di atas harga HPP.

Ia menambahkan, untuk memastikan keamanan stok beras di dua provinsi ini, Bulog juga membeli beras dengan harga komersial. "Tapi, jumlahnya tidak banyak," kata dia.

Hingga kini, stok beras di gudang Bulog sebanyak 44.000 ton atau cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga sembilan bulan ke depan, dengan rincian 37.000 ton beras medium dan sisanya beras premium.

Meski penyerapan ini sudah maksimal dilakukan, Bulog masih menunggu kebijakan pusat untuk penyaluran beras tersebut. Seperti diketahui pada tahun ini, program bansos rastra akan diganti dengan bantuan pangan nontunai (BNPT).

"Jika berkurang, outlet kami tentunya berkurang. Sementara beras kami banyak stoknya. Selama ini, Bulog rata-rata mengeluarkan beras sebanyak 3.800 ton per bulannya untuk program bansos rastra," kata dia.

Baca juga: Bulog Sumsel Babel siapkan operasi pasar daging beku

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019