Pekanbaru (ANTARA News) - Wartawan yang bertugas di luar negeri sangat berat, selain harus menghadapi perbedaan budaya dan bahasa, juga mesti bersaing dengan wartawan setempat, kata salah satu wartawan Indonesia yang pernah betugas di Jepang. "Tapi dengan tetap menjaga integritas profesi, tugas berat itu dapat dijalani, karena sebagai jurnalis mesti pandai menempatkan diri," kata Edy Utama, di Pekanbaru, Sabtu. Redaktur Internasional Perum LKBN ANTARA itu, berbagi pengalaman dengan wartawan yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Riau, dengan mengungkapkan pengalaman selama bertugas di luar negeri. Edy mengakui, saat bertugas di Tokyo (Jepang) dan Beijing (China) merasakan perlakuan tidak menyenangkan, baik dari para jurnalis setempat maupun para penguasa di negara tersebut, dalam mendapatkan informasi yang diperlukan. Menurut dia, guna memecahkan kekakuan dan kesulitan mendapatkan informasi, bersama beberapa wartawan asing, membentuk kelompok sendiri sehingga dapat saling berbagi informasi. Pemimpin Redaksi Harian Riau Mandiri, H Dheni Kurnia yang juga menjadi pembicara dalam diskusi terbatas itu, mengatakan, selain tetap menjaga integritas profesi, wartawan harus pula luas ruang lingkupnya dan terjamin kesejahteraannya. Ia mengakui, profesi jurnalis di tanah air saat ini belum dapat mengangkat kesejahteraan wartawan, berbeda dengan kondisi umumnya wartawan di luar negeri terutama di negara maju. Berdasarkan pengalamannya saat bertugas di luar negeri, menurut Dheni, kesejahteraan wartawan erat hubungannya dengan kinerja atau profesionalitas di lapangan yang akan menghasilkan karya jurnalistik terbaik. Menurut dia, wartawan di luar negeri dalam menjalankan profesinya didukung oleh fasilitas yang memadai, dengan dukungan perusahaannya maupun inisiatif wartawan itu sendiri saat melakukan liputan, termasuk liputan yang bersifat investigasi. "Namun sayangnya tingkat kesejahteraan wartawan di tanah air, dan dukungan fasilitas dalam peliputan itu, belum banyak diterima termasuk bagi wartawan yang telah bekerja di perusahaan pers yang kuat sekalipun," demikian Dheny Kurnia.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007