Bandarlampung (ANTARA News) - Penduduk di kawasan pesisir di Bandarlampung diminta untuk mewaspadai gelombang tinggi, dengan perkiraan bisa mencapai rata-rata 2-3 meter dalam tiga hari terakhir, sehingga telah mengakibatkan kerusakan sejumlah rumah warga di pesisir pantai itu, meskipun tidak ada korban jiwa. "Hujan disertai angin kencang dan gelombang tinggi dalam beberapa hari terakhir terus menerpa kawasan Kelurahan Sukaraja, Teluk Betung Selatan ini. Kami sudah diminta untuk tetap waspada," kata salah seorang warga di Kelurahan Sukaraja, Rian, di Bandarlampung, Sabtu. Menurut dia, hujan deras disertai gelombang tinggi yang terjadi di Sukaraja, Teluk Betung Selatan, Bandarlampung, Rabu (19/12) dan Jumat (22/12) lalu, sampai merusak beberapa rumah di sana. Ia menyebutkan, meskipun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun hujan deras dan gelombang tinggi dalam beberapa hari terakhir ini tetap mesti mereka waspadai. Warga di sana, mengantisipasi bahaya gelombang tinggi dan hal-hal yang tidak diinginkan, telah membuat posko dan melakukan ronda malam. "Untuk meningkatkan kewaspadaan, posko tersebut harus dibuat," ujar dia pula. Walikota Bandarlampung, Eddy Sutrisno, telah minta camat dan lurah di sana untuk membuat posko, dan masyarakat pesisir dapat meningkatkan kewaspadaan atas potensi terjadi gelombang tinggi "Seluruh masyarakat di kawasan pantai telah diminta tetap waspada," ujar Eddy pula. Ia juga meminta camat dan lurah di sana untuk dapat mendata warga yang rumahnya mengalami kerusakan akibat terjangan ombak besar. "Data tentang kerusakan rumah warga yang dihantam ombak harus valid, untuk selanjutnya diserahkan ke Dinas Sosial agar dapat menerima bantuan," kata Walikota itu pula. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) memperkirakan, tinggi gelombang laut di Selat Sunda dan perairan sebelah barat Bengkulu hingga Lampung, berkisar 2,0-3,0 meter. Menurut BMG, tinggi gelombang itu berbahaya bagi perahu nelayan dan kapal-kapal tongkang.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007