Budi Waseso sangat berpotensi bila ditunjuk di posisi menteri pertanian, apalagi jika Budi Waseso mampu membuktikan peta jalannya untuk menghentikan produk impor

Jakarta (ANTARA) - Kiprah Budi Waseso sebagai Direktur Utama Perum Bulog diapresiasi oleh sejumlah pihak dan menilai bahwa mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) itu juga layak bila ditempatkan di jabatan lainnya yang terkait sektor pertanian nasional.

Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing, dalam rilis, Sabtu, menilai Budi Waseso sangat berpotensi bila ditunjuk di posisi menteri pertanian, apalagi jika Budi Waseso mampu membuktikan peta jalannya untuk menghentikan produk impor.

Menurut Emrus, bila peta jalan yang dimiliki Budi Waseso jelas maka bisa disajikan ke publik agar dikaji bersama untuk dinilai layak atau tidak.

Namun, lanjutnya, pergantian menteri pertanian merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi, dan faktanya bahwa Indonesia pada saat ini juga sudah mengimpor beras karena produksi yang ada dinilai tidak tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan.

Dihubungi terpisah, Anggota Komisi IV DPR Fraksi PDIP, Ono Surono mengatakan siapa yang menjabat sebagai menteri pertanian merupakan hak prerogatif Jokowi.

Ono mengatakan kinerja Mentan Amran Sulaiman sudah cukup baik terkait pasokan pangan menjelang lebaran seperti daging dan beras. Namun, yang menjadi kendala adalah bawang putih.

"Bawang putih memang kita cenderung melihat ada gebrakan dalam beberapa bidang selama kurun waktu hampir lima tahun. Tinggal ke depan bagaimana kita lebih fokus peningkatan produksi," ujarnya.

Politisi PDIP itu mengutarakan harapannya agar siapa saja yang menjadi mentan bisa lebih meningkatkan produksi dan data pangan yang satu sehingga tidak tumpang tindih data.

Di kesempatan lain, Guru Besar Fakultas Pertanian IPB, Dwi Andreas menilai bahwa pemerintah perlu merubah fokus pengelolaan pada sektor pertanian karena seharusnya, yang harus diutamakan oleh pemerintah adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan para petani, ketimbang meningkatkan produksi.

Menurut Dwi Andreas, ketika kesejahteraan para petani meningkat, maka diyakini juga akan berdampak kepada peningkatan produksi.

Ia berpendapat bahwa fokus yang dilakukan selama ini untuk meningkatkan produksi dengan cita-cita terciptanya swasembada pangan, dapat dikatakan gagal, yang terindikasi dari terus meningkatnya angka impor pangan.

Oleh karena itu, ujar dia, perlu perubahan paradigma, dari fokus produksi ke peningkatan kesejahteraan petani.

Sementara itu, Direktur Centre For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengatakan siapa pun yang menjabat sebagai Mentan diharapkan mampu memperbaiki data pangan.

Baca juga: Dirut Bulog ungkapkan pasokan sembako cukup jelang puasa

Baca juga: Dirut Bulog sebut harga sembako akan naik tapi suplai banyak

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019