Jakarta (ANTARA) - Para tokoh lintas agama mendukung Wakil Ketua MPR RI Muhaimin Iskandar meneruskan pesan moral dan kebangsaan.
Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie mendukung Muhaimin untuk mengambil inisiatif dalam merajut ulang kebangsaan.
"Para tokoh lintas agama mendukung apabila Muhaimin meneruskan pesan moral para tokoh untuk mengambil inisiatif merajut ulang kebangsaan," kata Jimly usai menghadari buka bersama para tokoh lintas agama di Rumah Dinas Wakil Ketua MPR RI Muhaimin, di Jakarta, Sabtu.
Dia mengatakan pasca-Pemilu 2019, 150 juta masyarakat sudah menentukan sikap di tempat pemungutan suara (TPS), namun perbedaan sikap jangan saling melecehkan.
Jimly mengakui suasana di masyarakat pasca-pemilu memang terjadi ketegangan sehingga butuh tokoh untuk meredakan ketegangan tersebut.
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Henriette Hutabarat Lebang mengatakan masyarakat wajib bersyukur telah melaksanakan demokrasi yang dapat dibanggakan.
"Ini perlu dipelihara, semangat saling mendukung. Apapun agama suku dan agama tapi kita sesama anak bangsa yang harus menghargai keadaban sebagai bangsa," katanya.
Dia menilai perlu langkah para tokoh bangsa untuk menabur benih-benih kedamaian dan menghilangkan gesekan di masyarakat.
Sekjen Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat I Ketut Parwata mengatakan pemilu sudah berjalan dengan baik seperti yang diharapkan yaitu berjalan damai.
Dia mengakui memang ada robekan yang disebabkan dinamika politik yang tinggi terkait pemilu namun atas kebesaran hati para elite, ketegangan bisa diturunkan.
Menurut dia, empat konsensus kebangsaan adalah harga mati untuk masyarakat, dan menjadi tujuan bersama agar keadilan dapat diwujudkan.
Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Henriette Hutabarat Lebang, Sekjen Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat I Ketut Parwata.
Selain itu, Ketua Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Budi S Tanuwijaya, tokoh agama Buddha Y.A. Maha Bhiksu Dutavira Sthavira dan Gunadi dari Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019