Makassar (ANTARA News) - Penjualan gas elpiji (Liquid Petroleum Gas/LPG) di Makassar, SUlawesi Selatan (Sulsel), mulai langka, serta semakin banyak toko kehabisan stok karena pasokan dari agen penjualan terhenti sejak pekan lalu. Akibat kelangkaan tersebut, maka harga gas untuk ukuran tabung 12 kilogram (kg) meningkat tajam mencapai Rp75.000, naik dari harga sebelumnya Rp55.000 per tabung untuk ukuran yang sama, kata salah seorang pemilik toko penjual gas elpiji, Syahrir, di Makassar, Sabtu. Daeng Intan mengemukakan, terpaksa membeli dengan harga mahal, karena kehabisan gas pasca lebaran Idul Adha 1428 H. Sementara itu, salah seorang ibu rumah tangga, Hasnah, menyatakan bahwa belum bisa membeli gas elpiji, meski telah mencari ke sejumlah toko, sementara itu minyak tanah juga sudah hilang di pasaran. Ia menduga, agen sengaja menimbum stok gas elpiji, menyusul adanya isu rencana kenaikan harga gas pada awal tahun 2008. Sementara itu, Kepala Hubungan Masyarakat (Kahumas) Pertamina di Makassar, Nadjamuddin, mengatakan bahwa pasokan gas elpiji ke 14 agen penjualan di Makassar tetap lancar, sehingga terjadinya kelangkaan tersebut karena diduga permainan agen. Pihak Pertamina setempat menambah stok 10 persen dari alokasi rutin 175.000 kilogram setiap hari menjelang hari raya Idul Adha. "Dengan menambahan stok tersebut, maka tidak ada alasan gas elpiji langka di pasaran. Karena itu, kita akan segera turun memantau ke semua agen penjualan penyebab terjadinya kelangkaan tersebut," kata Nadjamuddin. Mengenai tingginya harga jual yang mencapai Rp75.000 setiap tabung, ia mengatakan, hal itu adalah ulah pedagang, karena harga tebusan agen dari Pertamina Rp51.000 per tabung ukuran 12 kg. Oleh karena itu, ia menambahkan, bila ditemukan ada agen yang nakal dan sengaja menimbun gas LPG, maka akan dikenai sanksi berupa pemutusan hubungan kerja dengan Pertamina. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007