Padang, (ANTARA) - Sabtu dini hari empat penghuni rumah kayu yang berada di tengah area persawahan di Sako, Kelurahan Batu Gadang, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, masih terlelap dalam mimpi.
Saat Kami Warni (63) masih tertidur bersama dua cucu kembarnya Rara dan Zikra yang masih berusia sembilan bulan, serombongan mobil mulai bergerak dari Palanta Wali Kota Padang menuju ke kediaman sederhana itu. Tepat pukul 04.00 WIB terdengar ada yang mengetuk pintu rumah, Kami bergegas membuka pintu dan kaget sudah ada sekitar 10 orang berada di luar.
Di depan pintu sesosok pria berpakaian putih lengan panjang dengan kopiah menatapnya tersenyum sembari mengucapkan salam.
"Assalamualaikum buk, iko Pak Wali Kota, kami ka manumpang makan sahur siko (Assaalamuailakum ibuk, ini Bapak Wali Kota ingin menumpang makan sahur bersama di sini)," ucap pria itu di sampingnya.
Kami seakan tak percaya bahwa orang nomor satu di kota itu bersedia datang ke rumahnya untuk santap sahur.
Rombongan pun masuk ke satu -satunya ruangan di rumah itu yang multifungsi, tempat menerima tamu hingga ruang tidur bagi kedua cucu Kami yang ditinggal wafat ibunya sejak usia satu bulan.
Aroma kotoran sapi pun tercium kuat di rumah itu karena memang di sebelah bangunan rumah ada kandang sapi.
Wali Kota Padang Mahyeldi menjelaskan tujuan kedatangannya bersama rombongan sembari berbincang dengan Kami.
Setelah berbincang rombongan yang telah membawa nasi kotak tersebut langsung santap sahur bersama sembari berbincang-bincang.
Kami sehari-hari hanya mengandalkan nafkah dari anak laki-lakinya. Ia sehari-hari mengasuh dua cucu kembarnya yang malam iti tidur hanya beralas tikar. Di rumah sederhana berdinding kayu yang hanya terdiri dari satu ruangan tersebut semua aktivitas dilakukannya.
Mengasuh dua cucu di usia lanjut bukan perkara mudah, namun terpaksa ia lakoni karena anak kandung Kami (ibu dari si kembar Rara dan Zikra) meninggal dunia satu bulan usai melahirkan.
Usai santap sahur Wali Kota menyerahkan bingkisan dan menyampaikan bahwa rumah Kami akan dibedah oleh Badan Amil Zakat Kota Padang agar kondisinya lebih layak.
Tidak hanya itu ia juga menjanjikan akan mendatangkan petugas dari puskesmas terdekat untuk memeriksa kesehatan kedua cucunya yang terserang batuk. "Alhamdulillah terima kasih Pak Wali," kata Kami.
Ia juga menyampaikan keinginannnya yang sudah lama hendak memperbaiki rumahnya, namun karena tak punya biaya belum terwujud. Di luar dugaannya, rumah sederhana peninggalan orang tuanya tersebut akhirnya akan direhab oleh Pemerintah Kota Padang.
Usai santap sahur Wali Kota bersama rombongan menunaikan shalat subuh di mushala terdekat.
Selain melaksanakan shalat, kesempatan itu juga digunakan untuk berdialog bersama jamaah musala.
Lain lagi kisah Suarni (60), janda enam anak yang beralamat di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, juga tak menyangka Wali Kota akan bersahur di rumahnya.
Suarni yang sehari-hari berjualan makanan di rumahnya tinggal bertiga dengan anaknya yang masih sekolah di rumah kayu yang sudah reot dan tak layak huni. Kediaman Suarni pun menjadi rumah kedua lokasi program singgah sahur pada Ramadhan 1440 Hijriah yang dilakukan oleh Wali Kota Padang.
Tanpa ada firasat sebelumnya ia tak menyangka Wali Kota bersama rombongan akan makan sahur di rumah sederhana miliknya itu. Antara kaget dan setengah tidak percaya akhirnya ia bisa bertemu langsung dan makan bersama.
Karena kondisi rumahnya tak memadai akhirnya rombongan bersahur di luar rumah beralaskan tikar.
Senada dengan itu, Rina, warga Maransi Air Pacah, merasakan suasana yang berbeda saat rumahnya dikunjungi Wali Kota untuk makan sahur. Di rumah semi permanennya tersebut wali kota beserta jajaran menyantap sahur sembari berdialog ringan.
"Terimakasih Pak Wali, sudah singgah di rumah kami," ujar Rina .
Program Singgah sahur rutin dilakukan Wali Kota Padang Mahyeldi selama Ramadhan sejak 2014. "Pada tahun ini akan dilaksanakan sebanyak delapan kali," ujar dia.
Ia menjelaskan dalam program singgah sahur pihaknya berkunjung ke rumah masyarakat yang tidak mampu dan santap sahur bersama mereka.
Dalam memilih rumah warga yang akan disinggahi untuk sahur dilakukan survei terlebih dahulu untuk mengumpulkan informasi dari banyak pihak. Akan tetapi pemilik rumah tidak diberitahu sebelumnya kalau Wali Kota beserta rombongan akan singgah sahur.
"Untuk rumah akan dilakukan bedah rumah setelah ini dengan menurunkan tim dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Padang dan instansi terkait," kata dia.
Sementara anggota Baznas Kota Padang Nursalim menyampaikan pihaknya mengalokasikan anggaran sebesar Rp25 juta untuk membedah rumah dan pemilik tinggal terima beres karena semuanya dikelola oleh Baznas.
Pada tahun ini karena ada delapan lokasi berarti total anggaran Rp200 juta, ditargetkan sebelum Lebaran sudah selesai dikerjakan, ujarnya.
Ia memaparkan dalam memilih rumah yang akan dikunjungi dilakukan survei terlebih dahulu apakah kondisinya cukup parah atau tidak. Setelah itu baru diputuskan kapan jadwal singgah sahur, namun tidak seorang pun anggota tim yang diberitahu dimana lokasinya.
Bahkan camat dan lurah juga tidak diberitahu rumah siapa yang hendak dikunjungi, hanya dikabarkan akan ada program singgah sahur di wilayah itu.
"Kami ingin pemilik rumah tidak tahu, semua perlengkapan mulai dari makanan hingga tikar sudah dibawa jadi mereka tinggal santap sahur," lanjut dia.
Menurut dia hal itu tidak merepotkan pemilik rumah dan menjadi sarana silaturahim untuk tahu lebih dekat bagaimana kondisi masyarakat bawah.
Ia mengatakan sebelum berangkat semua SKPD terkait biasanya berangkat dari rumah dinas wali kota dan camat serta lurah setempat telah menanti di wilayahnya. (*)
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019